“Pada Januari hingga September 2023, investasi di sektor manufaktur telah tercatat hingga Rp 413 triliun,” jelas Agus.
Produk industri manufaktur juga terbukti merambah pasar ekspor, ditunjukkan oleh dominasi sektor industri manufaktur pada total ekspor Indonesia.
Baca juga: Kemenperin: Industri Manufaktur Tertekan Imbas Harga Gas Khusus Tak Berjalan Baik
Ekspor industri manufaktur yang pada 2020 tercatat sebesar 131,09 miliar dollar AS, meningkat menjadi 177,2 miliar dollar AS pada 2021. Pada tahun 2022, angka ekspor sektor ini mencapai 206,06 miliar dollar AS atau meningkat 16,29 persen dari capaian di tahun sebelumnya.
Adapun pada Januari hingga November 2023, angkanya mencapai 171,23 miliar dollar AS.
Produktivitas sektor manufaktur juga berhasil membuka semakin banyak lapangan kerja. Pada masa pandemi Covid-19, jumlah tenaga kerja di sektor ini sebanyak 17,49 juta, kemudian berangsur naik menjadi 18,19 juta di tahun 2021 dan 18,90 juta pada 2022.
Terbaru, data Sakernas Agustus 2023 menunjukkan jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan nonmigas sejumlah 19,29 juta pekerja.
Baca juga: Emiten Manufaktur Otomotif Akan Bangun Pabrik Truk Listrik
Kinerja sektor manufaktur Indonesia yang gemilang, meskipun di tengah perekonomian global yang belum kunjung stabil, dapat menjaga persepsi para pelaku industri mengenai kondisi usahanya.
Hal ini ditunjukkan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang selama 27 bulan berturut-turut terus berada di level ekspansi.
“Ini menunjukkan kondisi sektor manufaktur Indonesia yang stabil. Hingga saat ini, hanya ada dua negara di dunia, yaitu India dan Indonesia, yang berada dalam posisi ini,” jelas Agus.