BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan MITSUBISHI ELECTRIC INDONESIA

SCADA GENESIS64, Solusi Visualisasi Data Real-Time untuk Industri Manufaktur

Kompas.com - 14/07/2023, 09:03 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Industri manufaktur perlu mengatasi sejumlah tantangan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adapun salah satu tantangan yang bisa mengurangi profitabilitas industri manufaktur adalah kegagalan sistem pada mesin.

Seperti diketahui, kegagalan sistem mesin dapat memengaruhi efisiensi dan efektivitas proses produksi industri manufaktur secara signifikan.

Untuk itu, diperlukan solusi yang dapat memvisualisasikan dan menganalisis data-data dari mesin, lini produksi, serta seluruh pabrik secara real-time dan terintegrasi. Dengan demikian, pelaku industri manufaktur dapat mengoptimalkan produktivitas pabrik dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Sebenarnya, teknologi real-time visualization yang mampu merekam proses produksi di pabrik saat ini sudah eksis. Namun, banyak pelaku industri manufaktur masih menggunakan cara tradisional untuk kebutuhan visualisasi data, yaitu dengan mengumpulkan data secara manual oleh pekerja pabrik.

Baca juga: Kemenperin: Industri Manufaktur Sumbang 70,21 Persen dari Total Ekspor Nasional

Metode tersebut kurang efektif dan efisien karena memakan waktu lama dan rentan terhadap kesalahan pengambilan data. Akibatnya, perusahaan tidak dapat memantau kondisi produksi secara real-time serta kesulitan dalam melakukan perawatan secara preventif dan prediktif.

Hal itu pun dapat berdampak pada penurunan produktivitas, risiko kegagalan mesin, dan kerugian biaya yang tidak terduga.

Oleh karena itu, pelaku industri manufaktur memerlukan opsi solusi teknologi yang dapat menampilkan data secara komprehensif, mulai dari data-data mesin, lini produksi, hingga data dari keseluruhan pabrik secara real-time. Salah satu solusi tersebut ditawarkan oleh Mitsubishi Electric melalui perangkat lunak SCADA GENESIS64.

Baca juga: Dari Tantangan hingga Solusi, Begini Cara Adaptasi Industri Manufaktur di Era New Normal

SCADA GENESIS64 dari Mitsubishi Electric jadi solusi teknologi yang dapat menampilkan data produksi secara komprehensif, mulai dari data-data mesin, lini produksi, hingga data dari keseluruhan pabrik secara real-time.Dok. Mitsubishi Electric SCADA GENESIS64 dari Mitsubishi Electric jadi solusi teknologi yang dapat menampilkan data produksi secara komprehensif, mulai dari data-data mesin, lini produksi, hingga data dari keseluruhan pabrik secara real-time.

Dilansir dari laman www.mitsubishielectric.co.id, perangkat lunak itu memiliki fitur-fitur unggulan, seperti visualisasi 2D atau 3D, mobilitas, analitik, konektivitas real-time, konfigurasi terpusat, alarm otomatis (real-time mission critical) untuk mendeteksi kesalahan pada proses produksi, dan kompatibilitas dengan berbagai protokol komunikasi standar industri.

Dengan SCADA GENESIS64, pelaku industri manufaktur dapat memvisualisasikan dan menganalisis data dari proses produksi secara real-time dari desktop atau perangkat seluler apa pun.

Hal tersebut turut memudahkan manajemen untuk mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah pada proses produksi secara cepat dan tepat. Dengan demikian, kinerja produksi dapat dioptimalkan dan profitabilitas perusahaan dapat ditingkatkan.

Baca juga: Jadi Sektor dengan Konsumsi Energi Tertinggi, Begini Cara Industri Manufaktur Lakukan Efisiensi

Perangkat lunak SCADA GENESIS64 dari Mitsubishi Electric merupakan solusi inovatif untuk industri manufaktur di era digital atau industri 4.0. Dengan solusi ini, industri manufaktur dapat menghadapi tantangan dan persaingan di pasar global dengan lebih percaya diri.

Untuk informasi lebih lengkap dan penawaran program kemitraan SCADA GENESIS64, silakan kunjungi tautan ini. Mitsubishi Electric Indonesia siap membantu pelaku industri manufaktur secara langsung dalam mengimplementasikan real-time visualization pada pabrik.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com