Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Dalam Tren "Bullish", Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Kompas.com - 04/01/2024, 07:47 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan menguat pada Kamis (4/1/2024). Sebelumnya, IHSG pada penutupan Rabu (3/1/2024) berakhir di zona merah pada level 7.279,09 atau turun 0,6 persen (44,4 poin).

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG masih berpeluang untuk menguji kembali resisten 7.356 pekan ini apabila masih di atas level 7.239. Level support IHSG berada di 7.239, 7.173 and 7.092, sementara level resistennya di 7.356, 7.422 dan 7.500.

“Sementara itu apabila IHSG melemah di bawah 7.239 maka mestinya IHSG akan menguji support berikutnya di level 7.173. Berdasarkan indikator MACD menanadakan momentum bullish,” kata Ivan dalam analisisnya.

Baca juga: January Effect, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Beberapa rekomendasi saham dari BinaArtha Sekuritas, ada Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) yang saat ini berada dalam koreksi pendek wave b dan diperkirakan akan melanjutkan tren naik sebelumnya selama harga masih di atas Fibonacci retracement 61,8 persen dari wave a di level 2.690 sebagai support krusial. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral. Saham AMRT direkomendasikan hold atau buy on weakness pada rentang harga 2.700-2.790 dengan target harga terdekat di 2.980.

Selanjutnya ada saham Merdeka Copper Gold atau MDKA yang sedang membentuk wave (ii) dengan target koreksi ideal menurut analisis Fiboancci retracement di level 2.480. MDKA akan mengonfirmasi akhir wave (ii) dan dapt memulai rally jika menembus ke atas 2.830. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish. Saham MDKA direkomendasikan hold atau buy on weakness pada rentang harga 2.400-2.480 dengan target harga terdekat di 3.000.

Kemudian, BinaArtha Sekuritas juga merekomendasikan saham Semen Indonesia atau SMGR diperkirakan akan membuka jalan untuk melanjutkan pembentukan wave b apabila menembus ke atas fraktal 6.650. Akan tetapi apabila harga tetap di bawah 6.650 maka SMGR dapat melemah menuju 5.850 untuk menyelesaikan struktur wave b dari (c) dalam skenario pola triangle. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish. Rekomendasi saham SMGR, yakni hold atau buy pada rentang harga 6.300-6.400 dengan target harga terdekat di 6.650.

Baca juga: Indeks LQ45 Naik 3,56 Persen Sepanjang 2023, Simak Rekomendasi Saham Blue Chip Tahun Ini

 


CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya, menilai perkembangan pergerakan IHSG terlihat masih betah berada dalam level konsolidasi dengan potensi tekanan minor yang berpeluang terjadi.

“Namun masih terjadinya capital inflow di pekan ini turut menjadi penopang bagi pergerakan IHSG, sehingga peluang koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor,” ujar William.

Dalam potensi pelemahan pada indeks, William menyarankan investor dapat melakukan akumulasi pembelian terutama untuk saham saham berfundamental kuat.

“Hari ini IHSG berpotensi melemah terbatas,” lanjut dia.

Adapun beberapa saham yang dijagokan oleh Yugen Bertumbuh Sekuritas diantaranya, Astra Agro Lestari (AALI), Bank Negara Indoensia (BBNI), Gudang Garam (GGRM), Bank Mandiri (BMRI), Bumi Serpong Damai (BSDE), AKR Corporindo (AKRA), dan London Sumatra (LSIP).

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com