Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Energi Terbarukan, Anies-Cak Imin Ingin Bioenergi Tak Sebatas pada Sawit

Kompas.com - 10/01/2024, 21:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut satu, Anies Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Amin) berjanji mengembangkan bioenergi atau bahan bakar berbasis nabati jika terpilih dalam Pilpres 2024. Hal ini sebagai upaya mendorong transisi ke energi baru terbarukan (EBT).

Juru Bicara Tim Nasional (Timnas) Amin, Irvan Pulungan mengatakan, dalam pengembangan bioenergi tidak bisa hanya berbasis pada sumber nabati tertentu saja, seperti sawit, melainkan harus lebih luas.

Ia mencontohkan, seperti pada program peningkatan bauran energi terbarukan yang dicanangkan pada 2006 lalu di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di mana tak hanya berfokus pada sawit.

Baca juga: Menteri ESDM Sebut Transisi Energi Baru Terbarukan Baru 60 Persen dari Target

"Jangan lupa, 2006 itu SBY melahirkan blueprint bahan yang dari nabati. Nah di situ tidak hanya terfokus kepada sawit, tapi yang lain-lain, ada macam-macam lah," ujarnya dalam webinar Meneropong Bioenergi di Tangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029, Rabu (10/1/2024).

Menurutnya, semangat pemanfaatan nabati sebagai sumber energi terbarukan harus kembali digaungkan, sehingga Indonesia bisa mendorong percepatan transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan.

"Semangat itu harus dibangkitkan kembali, perlu kembali diangkat dan diperkuat dengan konsep demokrasi energi dan keadilan ekologis," kata dia.

Selain bioenergi, pengembangan EBT juga akan dilakukan dengan memanfaatkan potensi alam lainnya, hidro atau air hingga tenaga surya.

Lebih lanjut, Irvan mengatakan, transisi energi tersebut akan dilakukan secara berkeadilan, yang dalam hal ini berarti melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam proses pembentukan kebijakan hingga implementasinya.

"Khususnya masyarakat rentan, perempuan, difabel, dan anak untuk terlibat dalam proses-proses tersebut," ucapnya.

Kemudian transisi energi juga dilakukan dengan dibarengi perbaikan tata kelola, khususnya harmonisasi baik seca vertikal maupun horizontal, sehingga terjadi harmonisasi kebijakan dan aksi di antara tingkat nasional dan sub nasional.

Soal pendanaan dalam pengembangan energi terbarukan, Irvan bilang, perlu dilakukan inovasi agar semakin banyak pihak yang terlibat, tidak hanya pemerintah melainkan juga swasta.

"Selain itu, (melakukan) intervensi demand dan supply, pensiun dini PLTU batu bara, itu juga penting dan itu akan mendorong kita untuk melahirkan energi-energi baru sebagai sumber energi kita," pungkas dia.

Baca juga: Ambisi Gibran, RI Jadi Raja Energi Hijau Dunia, Ekonom: Bisa Tercapai, asal Bauran EBT 44 Persen pada 2030

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com