Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kalimat yang Tak Boleh Diucapkan Saat Wawancara Kerja

Kompas.com - 11/01/2024, 20:01 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

Ilustrasi melamar kerja, wawancara kerja.SHUTTERSTOCK/FIZKES Ilustrasi melamar kerja, wawancara kerja.

5. “Saya tidak tahu.”

Meskipun kejujuran dihargai, wawancara kerja yang kuat mengharuskan Anda menunjukkan kemauan untuk belajar. Jawaban ini menunjukkan bahwa Anda tidak dapat menyelesaikan masalah tanpa pengawasan atau bimbingan.

Baca juga: Sempat Jadi Penganggur? Ini Cara Menjelaskannya Saat Wawancara Kerja

Bagi pewawancara yang cerdas, tanggapan ini juga membuat Anda tampak seperti berada dalam tim dapat menciptakan pekerjaan ekstra untuk orang lain.

Katakan ini sebagai gantinya.

“Itu adalah sesuatu yang ingin saya eksplorasi. Berdasarkan apa yang saya tahu, saya akan melakukan pendekatan seperti ini…”

6. “Anda bisa mengecek CV saya."

Tidak peduli seberapa bagus CVAnda, itu hanyalah selembar kertas. Tujuan utama wawancara kerja adalah untuk memahami orang di balik dokumen tersebut.

Baca juga: Jangan Bohong Jawab 4 Pertanyaan Ini Saat Wawancara Kerja

Jika Anda tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas CV Anda, HRD mungkin menganggap Anda kurang mendalam atau memiliki pengetahuan tentang peran dan pencapaian Anda di masa lalu.

Katakan ini sebagai gantinya.

“Tentu saja, detail itu ada di CV saya. Tapi untuk lebih jelasnya, (berikan penjelasan lebih rinci).”

7. “Kapan saya mulai menerima gaji?”

Meskipun maksud dari pertanyaan ini mungkin jujur, hal ini juga dapat memberikan kesan bahwa uang adalah satu-satunya perhatian Anda. Perusahaan ingin mempekerjakan orang-orang yang tidak hanya peduli pada uang, tetapi juga pada misi dan visi organisasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com