Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Ketahanan Pangan, Anies: Pupuk dan Benih Berkualitas Harus Mudah Didapat dan Murah

Kompas.com - 12/01/2024, 09:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan mengatakan, produktivitas petani di Indonesia masih rendah. Hal tersebut masih ditambah dengan rata-rata usia petani yang semakin tua.

Di sisi lain, anak muda disebut juga tidak tertarik berkecimpung di sektor hulu, tetapi justru di sektor hilir seperti restoran dan kafe.

"Artinya apa? prospek usaha (hilir) baik, tapi di hulu kalau prospek usahanya tidak baik tidak ada anak muda yang mau ke situ," kata dia dalam Dialog Capres 01 Anies Baswedan bersama Kadin.

Untuk itu, ia ingin meningkatkan produktivitas pertanian. Hal itu dapat dilakukan dengan penyediaan pupuk dan benih berkualitas yang mudah dan murah.

Baca juga: Kebijakan Ketahanan Pangan Indonesia 2024, Tantangan dan Anggaran

Selain itu, ia juga menyoroti terbatasnya lahan pertanian. Menurut dia, petani harus mulai menggarap sebuah wilayah sebagai kegiatan koperasi.

Dengan begitu, batas atau pematang sawah akan bisa tergantikan dan menjadi luasan yang baru.

"Produktivitas akan meningkat karena dikerjakan menjadi satu kesatuan," imbuh dia.

Hal tersebut juga perlu dibarengi dengan perbaikan sistem irigasi dan modernisasi di sektor pertanian.

Baca juga: Soal Transisi Energi, Anies: yang Harus Dipikirkan Bukan Hanya Jadi Green Energy, tapi...

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bilang, peningkatan produktivitas petani juga perlu memerhatikan perbaikan rantai pasok yang tidak efisien.

Salah satunya dengan memastikan petani memiliki pihak yang pasti untuk membeli hasil produksinya.

Sementara untuk jangka panjang, gelombang urbanisasi yang membuat masyarakat desa berbondong-bondong tinggal di kota juga perlu diperhatian. Hal ini akan membuat masyarakat yang tinggal di desa dan berprofesi menjadi petani akan berkurang.

"Karena itu, modernisasi itu diperlukan, cooperative farming diperlukan, perbaikan tata niaga diperlukan, sehingga desa tetap menjadi supplier," tandas dia.

Baca juga: Dampak Perang Gaza terhadap Ketahanan Pangan dan Energi Nasional


Sebagai informasi, berdasarkan hasil Sensus Pertanian (ST) 2023 Tahap 1 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 4 Desember 2023, menunjukkan bahwa mayoritas usia petani di Indonesia di atas 55 tahun.

"Kondisi petani di Indonesia, jadi yang 55 tahun ke atas mengalami proporsinya penambahan, petani yang berusia 44 tahun ke bawah proporsinya mengalami penurunan," kata Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pusat Statistik Atqo Mardiyanto dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 dalam sebuah video di The Ritz Carlton, Jakarta, Senin.

Berdasarkan paparan, jumlah petani generasi X atau perkiraan usia 43-58 tahun saat ini mencapai 42,39 persen. Kemudian, petani milenial atay perkiraan usia 27-42 tahun mencapai 25,61 persen dan petani baby boomer atau perkiraan usia 59-77 tahun mencapai 27,61 persen.

Atqo mengatakan, data tersebut bisa menjadi bahan kebijakan lantaran para petani di Indonesia sudah berusia lanjut.

"Ternyata masih dipenuhi atau masih banyak petani yang umurnya relatif sudah agak sepuh," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com