Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Kereta Berulang, YLKI: Diperlukan Audit Menyeluruh

Kompas.com - 18/01/2024, 13:09 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan audit terkait kecelakaan kereta yang kerap terjadi belakangan ini.

Mulai dari kecelakaan yang melibatkan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya pada Jumat (5/1/2024) di Cicalengka, Jawa Barat dan insiden KA Pandalungan anjlok pada Minggu (14/1/2024) di Sidoarjo, Jawa Timur.

Kemudian pada Minggu (14/1/2024) juga terjadi kecelakaan kereta api dengan mobil di perlintasan sebidang di tiga lokasi berbeda, yaitu KA Gaya Baru Malam Selatan di Klaten, Jawa Tengah, KA Wijayakusuma di Banyuwangi, Jawa Timur, dan KA Datuk Blambangan di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

Baca juga: Insiden Kecelakaan Kereta Berulang, Kemenhub Lakukan Evaluasi dan Minta KAI Tingkatkan Keselamatan

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, audit perlu dilakukan seluruh pihak lantaran kejadian kecelakaan kereta api tersebut cukup mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan penumpang.

Menurut dia, dengan rentetan kecelakaan itu dapat menimbulkan rasa takut di kalangan masyarakat untuk naik kereta api. Padahal selama ini kereta api diklaim sebagai angkutan darat yang paling aman.

"Oleh karena itu, diperlukan audit menyeluruh untuk mencari duduk persoalan penyebab terjadinya laka tersebut, baik audit teknis dan atau audit managerial," ujarnya kepada Kompas.com, dikutip Kamis (18/1/2023).

Lebih lanjut dia menjelaskan, KNKT dapat melakukan audit teknis secara menyeluruh yang menyangkut dengan keamanan dan keselamatan operasional kereta api.

"Sedangkan audit managerial bisa dilakukan Kemenhub sebagai regulator pembina KAI, berikut Kementerian BUMN," ucapnya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perkerataapian (DJKA) Kemenhub terus mengevaluasi sejumlah insiden kecelakaan kereta api yang terjadi belakangan ini.

Baca juga: Jalur Haurpugur-Cicalengka Tidak Bisa Dilalui akibat Kecelakaan KA Turangga dan Commuter Line, KAI Bakal Berlakukan Rekayasa Operasi

Direktur Jenderal Perkerataapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan, kejadian-kejadian kecelakaan tersebut tengah didalami oleh DJKA dan pihak terkait lainnya.

"Kami bersama para pihak terkait tengah berupaya mendalami insiden-insiden yang terjadi ini sehingga harapannya dapat dirumuskan solusi yang dapat dilakukan agar insiden serupa tidak terulang," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (15/1/2024).

Dia pun mengungkapkan sejumlah upaya DJKA untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api, memitigasi kereta anjlok, hingga menangani perlintasan sebidang.

Untuk meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan perjalanan kereta api, DJKA terus melakukan peningkatan pada jalur-jalur kereta api dan membangun jalur ganda.

Pembangunan jalur ganda (double track) yang dilakukan oleh DJKA yang telah selesai yaitu Segmen Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Solo-Madiun-Wonokromo yang telah rampung pada 2020 dan Segmen Kiaracondong-Cicalengka Tahap I rampung 2022.

Kemudian proyek jalur ganda yang masih dalam proses penyelesaian yaitu Segmen Bogor-Sukabumi progresnya mencapai 97,14 persen dan Segmen Kiaracondong-Cicalengka Tahap II progresnya mencapai 76,08 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com