Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wasiaturrahma
Guru Besar di FEB Universitas Airlangga

Pengamat Moneter dan Perbankan, Aktif menulis beberapa buku, Nara sumber di Radio dan Telivisi ,seminar nasional dan internasional juga sebagai peneliti

Dinamika Politik dalam Siklus Ekonomi

Kompas.com - 11/02/2024, 06:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak ada cara untuk memperbaiki masalah ini, karena masa depan tidak dapat diketahui. Tidak ada cara bagi pemerintah atau otoritas lainnya untuk memutuskan terlebih dahulu inovasi mana di bidang ekonomi dan politik yang akan berhasil dan mana yang tidak, serta sejauh mana.

Satu-satunya ujian adalah pasar di bidang ekonomi dan demokrasi di bidang politik, yang akan menghasilkan jawaban yang benar seiring berjalannya waktu melalui proses eksperimen.

Karena keterbatasan sifat manusia yang tidak dapat dihindari dan kemampuan pikiran manusia untuk memprediksi dan mengetahui.

Kita sering kali bereaksi berlebihan secara spektakuler dalam jangka pendek, sehingga terjadi siklus ekonomi dan politik yang berulang.

Sebenarnya kita tidak tahu apa yang akan terjadi tahun depan, bahkan kita tidak tahu sama sekali apa yang akan terjadi besok.

Kita hidup di era di mana terdapat banyak konsekuensi yang tidak diinginkan dari kebijakan pemerintah dan Bank Sentral.

Satu hal yang dapat kita yakini adalah bahwa siklus keuangan pasti menyertai kehidupan perekonomian. Namun begitu pula dengan kemajuan yang terus meningkat dalam standar hidup dan kekayaan nasional dalam ekonomi pasar.

Meskipun dalam siklus ekonomi sering terjadi ketidakpastian, kita hidup lebih lama, lebih sehat, makan lebih baik, berpendidikan lebih baik, bekerja di pekerjaan yang tidak terlalu berbahaya dan sulit, lebih mudah memenuhi kebutuhan dasar, dan memiliki lebih banyak pilihan serta wawasan lebih luas.

Dengan kata lain, rata-rata dari waktu ke waktu, trennya adalah kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan semakin meningkat. Ketika gelembung dan krisis terus berlanjut, kita berputar mengikuti tren yang meningkat.

Hal ini karena pasar bebas melepaskan energi usaha, kewirausahaan, penerapan pengetahuan baru, dan investasi pada produk dan cara memproduksi yang baru dan lebih baik, namun energi inovasi juga bersifat disruptif.

Seiring berjalannya waktu, kesejahteraan ekonomi rata-rata masyarakat terus meningkat dengan cara yang luar biasa, namun kita juga mengalami siklus dan krisis. Tren jangka panjang adalah kabar baik bagi kita semua.

Dalam ungkapan yang terkenal dalam bukunya Adam Smith yang terbit tahun 1776, The Wealth of Nations, menyebut tren peningkatan kesejahteraan ekonomi ini sebagai "kemajuan alami dari kemewahan".

Bisakah kita mendapatkan tren yang menakjubkan tanpa siklus? Kesimpulannya “Kita tidak bisa keluar dari siklus” baik itu politik maupun ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com