Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Bulog: yang Bisa Bikin Harga Beras Turun adalah Produksi dalam Negeri

Kompas.com - 13/02/2024, 14:38 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan satu-satunya faktor yang bisa membuat harga beras turun adalah ketersediaan beras atau produksi dalam negeri.

Dia memaparkan kondisi perberasan saat ini yang menyebabkan harga beras tinggi adalah ketidaksesuaian antara permintaan dengan ketersediaan alias suplai dan demand.

Ihwal ketersediaan sejak tahun lalu saja beras Indonesia mengalami penurunan produksi di sentra-sentra produksi sampai 2,05 persen, dari sebelumnya 31,54 juta ton di tahun 2022 menjadi 30,90 juta persen. Hal itu lantaran adanya efek kemarau panjang alias El Nino.

“BPS telah mengatakan memang produksi kita turun, sehingga suplai dan demandnya tidak seimbang. Ini yang membuat harga beras tinggi, yang bisa bikin harga beras turun adalah produksi dalam negeri,” ujarnya dalam diskusi media di Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Baca juga: Pemerintah Beberkan Penyebab Melambungnya Harga Beras

Bayu mengungkapkan, baik harga gabah dan beras premium saat ini di sentra-sentra produksi atau penghasil beras, cenderung tinggi bahkan sudah melebihi Harga Eceren Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dia memaparkan, per 12 Februari 2024 kemarin di Indramayu harga gabah sudah Rp 7.350 per kilogram sementara beras medium mencapai Rp 15.475 per kilogram.

Kemudian di wilayah Karawang harga gabah mencapai Rp 7.350 per kilogram dan beras premium mencapai Rp 14.333 per kilogram.

Kemudian wilayah Banyumas harga gabah mencapai Rp 8.500 dan harga beras peminum Rp 15.000 per kilogram, Sragen harga gabah Rp 8.100 dan harga beras premiumnya mencapai Rp 14.200 per kilogram.

Pun di Ngawi harga gabah mencapai Rp 8.200 per kilogram dan harga beras premiumnya mencapai Rp 15.700 per kilogram. “Jadi kondisi harga gabah yang sudah di atas Rp 7.500 itu terjadi di hampir semua sentra-sentra produksi,” katanya.

Baca juga: Pemerintah Bantah Bansos Pangan Sebabkan Beras Langka dan Mahal

 


Sebelumnya pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan harga pembelian gabah dan HET beras.

Untuk harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp 5.000 dan GKP di tingkat penggilingan Rp 5.100. Sementara itu, untuk gabah kering giling (GKG) di penggilingan ditetapkan di harga Rp 6.200 dan GKG di gudang Perum Bulog Rp 6.300.

Adapun untuk perhitungan harga eceran tertinggi (HET), pemerintah menetapkannya berdasarkan sistem zonasi. Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Zona 2 untuk Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, Kalimantan. Zona 3 untuk Maluku dan Papua.

Untuk HET beras medium, zona 1 Rp 10.900, untuk zona 2 Rp 11.500, untuk zona 3 Rp 11.800. Kemudian untuk beras premium, zona 1 Rp 12.900, zona 2 Rp 14.400, dan zona 3 Rp 14.800.

Baca juga: H-1 Pencoblosan Pemilu, Harga Beras Premium, Cabai, Telur, Bawang Merah Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com