Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Akan Menghasilkan Alat Pembayaran Luar Negeri yang Disebut?

Kompas.com - 25/02/2024, 13:54 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Ekspor akan menghasilkan alat pembayaran luar negeri yang disebut dengan devisa. Devisa negara adalah total jumlah mata uang asing yang dimiliki oleh negara tersebut, baik dalam bentuk uang tunai maupun simpanan di bank asing.

Devisa juga bisa berbentuk investasi dalam mata uang asing, atau dalam bentuk aset-aset lain yang dapat dengan mudah diubah menjadi mata uang asing.

Mengutip Investopedia, devisa negara dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk ekspor barang dan jasa, investasi asing, serta aliran masuk lainnya seperti bantuan luar negeri atau transfer keuangan dari pekerja migran.

Baca juga: Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran Nasional

Nah sebagian besar devisa biasanya berbentuk mata uang asing atau valuta asing (valas), terutama mata yang dollar AS, yen Jepang, yuan China, poundsterling Inggris, dan euro Eropa.

Devisa negara sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi suatu negara dan memenuhi kebutuhan perdagangan internasional serta pembayaran utang luar negeri.

Negara yang memiliki cadangan devisa yang cukup besar cenderung lebih stabil secara ekonomi dan lebih mampu mengatasi tekanan eksternal seperti fluktuasi nilai tukar mata uang atau krisis keuangan global.

Baca juga: 6 Komponen Sistem Pembayaran di Indonesia

Manfaat devisa negara

Devisa negara memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi perekonomian suatu negara:

1. Stabilitas ekonomi

Devisa negara membantu menjaga stabilitas ekonomi dengan memberikan perlindungan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang dan krisis keuangan global. Cadangan devisa yang mencukupi dapat digunakan untuk menstabilkan nilai tukar mata uang nasional dan menjaga kepercayaan pasar.

2. Pembiayaan impor

Devisa negara digunakan untuk membiayai impor barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dengan devisa yang mencukupi, negara dapat mengimpor barang-barang yang tidak diproduksi secara lokal atau memenuhi kekurangan dalam produksi domestik.

3. Pembayaran utang luar negeri

Devisa negara juga digunakan untuk membayar utang luar negeri, termasuk pembayaran bunga dan pokok utang. Cadangan devisa yang memadai memastikan bahwa negara dapat memenuhi kewajiban pembayaran utangnya secara tepat waktu, yang penting untuk menjaga reputasi keuangan negara.

4. Investasi asing

Cadangan devisa yang mencukupi dapat menarik investasi asing langsung dengan memberikan kepercayaan kepada investor bahwa negara memiliki kemampuan untuk mengelola risiko mata uang dan pembayaran internasional. Investasi asing dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com