Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Minyak Sawit Terus Turun, Gapki Jelaskan Penyebabnya

Kompas.com - 27/02/2024, 22:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor komoditas kelapa sawit cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini disebabkan meningkatnya konsumsi dalam negeri.

Peningkatan konsumsi terjadi seiring digunakannya komoditas sawit untuk pangan, biodiesel, dan oleochemical.

"Volume ekspor mengalami penurunan terutama karena meningkatnya kebutuhan dalam negeri dan ada pelemahan global yang mempengaruhi," ujar Ketua Umum Gapki Eddy Martono dalam konferensi pers di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Baca juga: Dukung Program PSR, AHY Pastikan Legalisasi Aset Petani Sawit

Menurut catatan Gapki, ekspor produk sawit jenis minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO) dan minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) turun dalam 5 tahun terakhir.

Pada 2019 nilai ekspornya mencapai 37,02 juta ton, lalu di 2020 menjadi sebesar 33,56 juta ton, 2021 sebesar 33,12 juta ton, 2022 sebesar 33,15 juta ton, serta di 2023 mencapai 32,21 juta ton di 2023.

Secara persentase, realisasi ekspor CPO dan PKO di 2023 tersebut turun 2,38 persen dari ekspor di 2022.

Sementara itu, konsumsi dalam negeri menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2021, konsumsi produk sawit sebesar 18,42 juta, lalu naik menjadi 21,14 juta di 2022.

Baca juga: Pakai Skema Tumpang Sari, Pengusaha Sawit Diminta Pemerintah Bantu Tanam Padi

Kemudian terjadi kenaikan konsumsi lagi 8,9 persen menjadi sebanyak 23,13 juta ton di 2023.

"Konsumsi domestik sekarang sekitar 40 sampai 50 persen dari produksi minyak sawit. Konsumsi kita naik terus, sudah hampir ke angka 50 persen," kata Eddy.

Ia menyebut, implementasi kebijakan mandatori Biodiesel (B35) yang secara efektif dilakukan sejak Juli 2022 telah meningkatkan konsumsi minyak sawit sebesar 17,68 persen.

Pada 2022 penggunaan minyak sawit untuk kebutuhan biodisel sebesar 9,04 juta ton namun menjadi sebanyak 10,65 juta ton di 2023. Jumlah ini bahkan melampaui konsumsi minyak sawit untuk pangan yang sebanyak 10,29 juta ton di 2023.

Baca juga: Digitalisasi Astra Agro Mempermudah Mitra Atur Jadwal Kirim Sawit ke Pabrik

"Sekarang ini konsumsi biodiesel sudah melampaui konsumsi untuk pangan," ucapnya.

Sementara dari faktor eksternal, permintaan dari negara tujuan turut mempengaruhi kinerja ekspor minyak sawit.

Penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan Uni Eropa yang mencapai 11,6 persen dari 4,13 juta ton di 2022 menjadi 3,70 juta ton di 2023.

Namun, ekspor untuk tujuan Afrika naik 33 persen dari 3.183 ton menjadi 4.232 ton, China naik 23 persen dari 6.280 ton menjadi 7.736 ton, India naik 8 persen dari 5.536 ton menjadi 5.966 ton, serta Amerika Serikat naik 10 persen dari 2.276 ton menjadi 2.512 ton.

Baca juga: Meski Jadi Penopang Ekspor, Industri Sawit Tidak Muncul dalam Debat Cawapres

"Jadi ekspor juga tergantung dengan negara pengimpor, kondisi ekonomi di sana dan stoknya," jelasnya.

Di sisi lain, seiring menurunnya ekspor dan tingginya konsumsi dalam negeri, produksi kelapa sawit cenderung stagnan sepanjang 2019-2022. Hanya pada 2023 terjadi kenaikan 7,15 persen mencapai 50,07 juta ton karena adanya penambahan areal tanaman yang menghasilkan.

"Kita khawatir di sini kalau produksi tidak dikejar, konsumsi naik terus, ini warning buat kita karena nanti akan terjadi persaingan antara pangan dan energi," ucap Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com