Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Butuh Akses Sarana Pertanian Terintegrasi dan Terjangkau

Kompas.com - 05/03/2024, 12:00 WIB
Yoga Sukmana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Para petani masih menghadapi berbagai tantangan mulai dari tingginya biaya produksi hingga belum lagi meratanya pengetahuan untuk mengatasi masalah saat musim kemarau dan hujan.

Oleh karena itu, Asisten Training Center SPV DGW Group, Patoni, menilai pentingnya edukasi bagi petani agar bisa mengakses sarana pertanian terintegrasi dan terjangkau, termasuk teknik pembibitan hingga pengendalian hama.

“Jadi memang targetnya 420 petani per bulan atau 5.000 petani dalam setahun itu kita edukasi dengan pendidikan dan pelatihan menggunakan semua produk unit bisnis DGW Group secara end to end,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Benarkah Petani hingga Buruh Tani Untung Kenaikan Harga Gabah?

Dalam beberapa kali pelatihan, Patoni menyebut umumnya ada dua isu utama yang dhadapi petani yakni pemupukan dan pengendalian hama.

Masih banyak petani yang dinilai melakukan pemupukan secara asal-asalan sehingga hasil panen tak maksimal. Selain itu, pengendalian hama juga masih jadi pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan.

Patoni mengatakan DGW Group melakukan research and development di lapangan terkait kendala ini agar bisa memberikan rekomendasi terkait cara penanggulangan yang tepat.

Restu, anggota Kelompok Tani Mekar Abadi, Dusun Marangan, Desa Rejosari, Wonosobo, ikut serta dalam Training Center DGW Group di Magelang usai mendapatkan inormasi dari sesama petani.

Baca juga: Harga Beras Turun, Perpadi: Petani Jangan Sampai Rugi

Awalnya ia mengaku belum begitu paham soal dosis atau takaran pemakaian pupuk yang pas di musim hujan agar tak mengalami gagal panen.

“Banyak juga sharing pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan produktivitas pertanian dengan baik,” katanya.

Petani kelompok Tani Mekar Abadi lainnya, Solihin, mengaku terbantu dengan pelatihan di TC Magelang milik DGW Group.

Solihin sudah beberapa kali mengikuti pelatihan atau FFD serupa dan merasakan manfaat langsung karena produktivitas pertaniannya naik 40 persen usai menggunakan pupuknya.

Baca juga: Harga Beras Tinggi, Daya Beli Petani Kian Menguat

“Saya menggunakan pupuk DGW Group untuk tanaman cabai dan penyemprotan atau sprayer dari DGW Group juga. Hasilnya adalah bisa panen dengan hasil yang lebih baik dari panen sebelumnya,” ujarnya.

Rencananya DGW akan membuka TC di kabupaten atau kota lainnya misalnya di Kabupaten Demak, Kudus, Banyumas, dan Karanganyar.

Saat ini DGW memiliki 9 TC di Cirebon (Desa Jamblang), Lampung (Desa Astomulyo), Magelang (Desa Tempurejo), Danau Kembar (Simpang Tanjung Nan IV Posko Sawah Gadang),

Selain itu, ada juga di Bali (Desa Baturiti), Lombok (Desa Teratak). Dairi (Desa Tanjung Beringin), Jember (Desa Sanenrejo), dan Gowa (Desa Tetebatu).

Adapun Sepanjang tahun 2023 lalu, sudah lebih dari 313 pelatihan atau FFD dilaksanakan, yang diikuti oleh lebih dari 26.907 petani dari berbagai daerah.

Baca juga: BPS Catat Peningkatan Nilai Tukar Petani pada Februari 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com