Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Sebut Bansos Jadi Biang Kerok Naiknya Harga Beras

Kompas.com - 06/03/2024, 13:59 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Ilustrasi beras.  SHUTTERSTOCK/SURAKIT SAWANGCHIT Ilustrasi beras.

Menurut Nailul, bansos memang bagus untuk masyarakat kelas bawah. Namun demikian, masyarakat kelas rantan miskin yang tidak mendapat bansos menjadi puna tantangan baru.

"Karena yang rentan miskin ini tidak mendapat beras bansos, tetapi harus membeli harga beras yang lebih tinggi. Itu yang harus dipikirkan," jelas dia.

Baca juga: Stok Cukup, Peritel: Harga Beras di Toko Modern Bakal Turun Pekan Ini

Sebelumnya, ekonom dari Sustainable Development Indonesia (SDI) Dradjad Hari Wibowo mengungkapkan, narasi yang mengatakan harga beras naik karena ada bansos itu salah dan menyesatkan.

Menurut Dradjad, narasi tersebut salah karena bertentangan dengan teori baku ekonomi tentang hukum pasokan dan permintaan yang mempengaruhi harga.

Jika bansos memang menjadi penyebab harga beras naik, artinya bansos menggeser kurva permintaan bergeser ke kanan alias menambah permintaan.

"Faktanya, rakyat penerima bansos selama ini mengonsumsi beras dalam jumlah tertentu saja. Tidak lalu bertambah konsumsinya karena ada bansos," ujar Dradjad.

Baca juga: Produsen Sebut Stok Beras di Penggilingan Masih 50 Persen

Bedanya, Dradjad bilang, beras harus dibeli pakai uang sendiri ketika tidak ada bansos. Sebaliknya, saat ada bansos, uang milik sendiri tidak terpakai untuk membeli beras lagi tetapi bisa dipakai untuk membeli barang atau jasa lain.

"Kuantitas berasnya relatif tidak berubah banyak (dengan ada atau tidak ada bansos)," kata Dradjad.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah dugaan soal kelangkaan stok beras di pasaran ada hubungannya dengan bansos beras pangan untuk masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com