Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Kemandirian Ekonomi, Malaysia Riilis Kebijakan "Malaysia First"

Kompas.com - 19/03/2024, 16:17 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemerintah Malaysia telah mengumumkan kebijakan baru bernama "Malaysia First."

Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat nilai tukar ringgit Malaysia dan meningkatkan kemandirian ekonomi negara.

Selain itu, kebijakan ini menyoroti pentingnya kesadaran akan kepentingan dalam negeri dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Sandiaga Uno: Banyak Wisatawan Malaysia Sangat Menikmati Jakarta

Ilustrasi mata uang ringgit Malaysia.SHUTTERSTOCK/CHRISTIANTO Ilustrasi mata uang ringgit Malaysia.
Pemerintah Malaysia mendorong pendekatan "Malaysia First" sebagai bagian dari strategi untuk menguatkan nilai tukar ringgit dan memperkuat ekonomi negara.

Langkah ini diumumkan dalam upaya untuk merespons pelemahan nilai tukar ringgit dalam beberapa bulan terakhir.

Penurunan nilai tukar ringgit telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah Malaysia, terutama setelah mencapai level terendah dalam 26 tahun terakhir.

Dengan memperkenalkan kebijakan "Malaysia First," pemerintah Malaysia ingin untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat sektor ekonomi dalam negeri.

Baca juga: Taipan Malaysia Robert Kuok Beli Mal di Singapura Seharga Rp 6,5 Triliun

Selanjutnya, pemerintah juga mendorong masyarakat untuk memprioritaskan produk-produk dalam negeri dalam konsumsi sehari-hari mereka.

"Ini termasuk membeli barang-barang dalam negeri, serta berinvestasi di pasar modal domestik. Kampanye pariwisata di dalam negeri juga perlu diperkenalkan dan ditingkatkan." ujar Kementerian Keuangan Malaysia dikutip dari Channel News Asia, Selasa (19/3/2024).

Selain itu, langkah-langkah untuk meningkatkan investasi di pasar modal domestik dan mendorong pariwisata lokal juga akan diambil.

Ilustrasi pemandangan kota Kuala Lumpur, Malaysia. PIXABAY/WALKERSSK Ilustrasi pemandangan kota Kuala Lumpur, Malaysia.

Kebijakan ini akan memengaruhi seluruh masyarakat Malaysia, mulai dari konsumen hingga pelaku bisnis. Perusahaan domestik dapat diuntungkan dari peningkatan permintaan atas produk-produk dalam negeri, sementara konsumen diharapkan mendukung produk-produk lokal.

Baca juga: Tutup Pabrik di Malaysia, Produsen Ban Goodyear PHK 550 Karyawan

Pengumuman resmi dari kebijakan "Malaysia First" ini telah dilakukan, dan pemerintah berencana untuk segera mengimplementasikannya.

Langkah-langkah konkret akan diambil dalam beberapa bulan mendatang untuk memastikan efektivitas kebijakan ini.

Di tengah penurunan nilai tukar ringgit yang signifikan, kebijakan "Malaysia First" diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi perekonomian negara.

Dengan meningkatkan permintaan atas produk domestik, nilai tukar ringgit dapat diperkuat dan ketergantungan pada impor dapat dikurangi, membawa dampak positif bagi stabilitas ekonomi dan keuangan negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Whats New
Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Whats New
Hanwha Life Akuisisi 40 Persen Saham Nobu Bank

Hanwha Life Akuisisi 40 Persen Saham Nobu Bank

Whats New
CIMB Niaga Tawarkan Reksa Dana Saham Syariah dalam Dollar AS

CIMB Niaga Tawarkan Reksa Dana Saham Syariah dalam Dollar AS

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com