Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HSBC Indonesia Siapkan 1 Miliar Dollar AS untuk Ekspansi Perusahaan Digital

Kompas.com - 28/03/2024, 06:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank HSBC Indonesia atau HSBC Indonesia mengumumkan peluncuran platform investasi ASEAN Growth Fund senilai 1 miliar dollar AS untuk mengakselerasi ekspansi perusahaan digital di kawasan ASEAN yang tumbuh pesat.

Perekonomian digital di Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan yang paling cepat di dunia dengan nilai pasar mencapai 218 miliar dollar AS pada 2023 dan diperkirakan akan tumbuh menembus 600 miliar dollar AS pada akhir dekade ini dengan tingkat pertumbuhan rata-rata (CAGR) sebesar 16 persen.

Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricour mengatakan, ASEAN Growth Fund bertujuan memberdayakan perusahaan digital di kawasan ASEAN untuk mencapai skala ekonomi yang optimal, mengembangkan portofolio aset, serta mengakselerasi siklus bisnis.

"HSBC meluncurkan platform pendanaan dengan nilai total 1 miliar dollar AS. Kami sangat antusias dengan berkembangnya ekonomi digital di ASEAN, termasuk Indonesia. Seiring dengan nilai ekonomi digital yang diperkirakan mencapai 360 miliar dollar AS pada tahun 2030," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (27/3/2024).

Baca juga: Dukung Bisnis Berkelanjutan, HSBC Indonesia Genjot Pembiayaan Hijau

Ia menambahkan, peluncuran HSBC ASEAN Growth Fund juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan digital untuk mendukung perluasan ekspansi bisnis di kawasan ASEAN dan sekitarnya.

Sedikit informasi, HSBC ASEAN Growth Fund fokus pada perusahaan-perusahaan yang mengincar ekspansi ke pasar Asia Tenggara.

Pendanaan ini mendukung perusahaan di sektor ekonomi baru (new economy), korporasi, dan lembaga keuangan non-bank dengan pertimbangan metrik operasional bisnis terkait portofolio aset generatif arus kas perusahaan.

Francois menuturkan, peluncuran pendanaan baru ini memungkinkan HSBC untuk lebih mendukung perusahaan-perusahaan ekonomi baru (new economy) di Indonesia dan ASEAN.

"Termasuk start-ups maupun perusahaan yang sedang berkembang, seiring dengan ekspansi mereka ke ASEAN dan akselerasi siklus bisnis,” tandas dia.

Baca juga: HSBC Indonesia Gelontorkan Kredit Hijau Rp 307 Miliar ke Indo-Rama


Sebagai informasi, survei terbaru HSBC terhadap 600 perusahaan yang beroperasi di Asia Tenggara menunjukkan, digitalisasi operasional adalah prioritas utama 42 persen pebisnis.

Senada, investasi digital juga merupakan strategi bisnis utama bagi perusahaan di Indonesia, sebelum melakukan ekspansi ke pasar-pasar baru di ASEAN. Hampir 89 persen memperkirakan perdagangan intra-ASEAN akan meningkat pada 2024.

Survei tersebut juga menemukan, sebesar 81 persen perusahaan di Indonesia berencana untuk berinvestasi lebih banyak di ASEAN. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan 52 persen yang berniat meningkatkan investasinya di luar ASEAN.

Meskipun demikian, ketidakpastian makroekonomi, perubahan peraturan dan kebijakan yang cepat merupakan hambatan utama bagi perusahaan Indonesia yang ingin berekspansi ke pasar baru di ASEAN.

Sebanyak 2 dari 3 responden mengatakan, strategi utama untuk mengatasi hambatan ekspansi adalah kemudahan melakukan dan menerima pembayaran yang menekankan pentingnya dukungan dan petunjuk dari mitra perbankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com