Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kompas.com - 29/03/2024, 13:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan perputaran uang selama Ramadhan dan Lebaran 2024 akan mencapai Rp 157,3 triliun.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengatakan, proyeksi tersebut berdasarkan adanya kenaikan jumlah pemudik pada Lebaran 2024 dari 123,8 juta orang pada Lebaran 2023 menjadi 193,6 juta orang di tahun ini.

Menurutnya, kenaikan jumlah pemudik tersebut akan menggerek perputaran uang yang sangat besar di seluruh pelosok tanah air khususnya daerah tujuan mudik dan destinasi wisata.

Dengan jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang, jika jumlah per keluarga dirata-ratakan 4 orang maka jumlah pemudik setara dengan 48,4 juta keluarga. Kemudian dengan asumsi setiap keluarga membawa uang rata rata Rp 3.250.000 maka perputaran uang selama Ramadhan dan Lebaran 2024 diperkirakan mencapai Rp 157,3 triliun.

"Jumlah tersebut masih berpotensi naik karena kita mengalikan angka minimal atau moderat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/4/2024).

Baca juga: Sampaikan Ucapkan Selamat pada Prabowo-Gibran, Kadin: Hasil Pemilu 2024 Jadi Panduan Dunia Usaha...

Perputaran uang terutama di daerah tujuan utama mudik

Perputaran uang tersebut, kata dia, akan menyebar diberbagai sektor usaha seperti ritel, pakaian, makanan, dan minuman, bahan bakar minyak (BBM), transportasi darat, laut, dan udara. Juga sektor pariwisata seperti hotel, motel, villa, restoran, cafe, minimarket, aneka warung atau toko, destinasi wisata atau aman hiburan, UKM makanan khas daerah, souvenir, batik, kain khas daerah, dan aneka produk unggulan lainnya.

Selain itu, perputaran uang ini diprediksi akan menyebar di seluruh pelosok tanah air, terutama daerah yang menjadi tujuan utama mudik seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek yang diperkirakan mencapai 62 persen dari jumlah penduduk. Sisanya akan menyebar di Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

"Dengan perputaran yang cukup besar tersebut dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga," ucapnya.

Baca juga: Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Bisa kerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I-2024

Dia mengungkapkan, perputaran uang selama bulan Ramadhan dan Lebaran 2024 sangat signifikan untuk menggerek pertumbuhan ekonomi nasional Kuartal I 2024 yang akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2024 bertahan di angka 5 persen.

Perputaran uang tersebut juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di masing masing daerah tujuan mudik yang berasal dari pajak hotel, restoran, cafe, hingga retribusi masuk destinasi wisata selama musim libur Lebaran 2024.

Dia berharap Pemerintah Daerah (Pemda) dapat membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak menaikkan harga yang terlalu tinggi yang akan membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya.

Baca juga: Menhub Sebut Jumlah Pemudik Tahun Ini Tembus 193 Juta Orang


Hal ini biasanya terjadi pada tarif masuk ke lokasi wisata, tarif hotel atau penginapan, harga makanan dan minuman, hingga oleh oleh

"Pelaku usaha di daerah tujuan mudik harus dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan," kata Sarman.

Selain itu, Pemda juga diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan, kelancaran lalu lintas khususnya pasar tumpah yang sering sekali memakan jalan lintasan agar selama libur lebaran dapat ditertibkan.

Baca juga: Jumlah Pemudik Naik Pesawat Diprediksi 4,4 Juta Orang, Ini Rute Favorit

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com