JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencari alternatif sumber impor minyak dan gas (migas) selain dari Timur Tengah. Hal itu seiring adanya konflik Iran dan Israel yang berpotensi mengganggu distribusi migas dari Timur Tengah.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pihaknya mempertimbangkan negara-negara di Benua Afrika sebagai alternatif sumber migas seperti Mozambik, serta negara-negara di Amerika Selatan seperti Guyana.
Menurutnya, yang terpenting adalah pengiriman migasnya tidak melaui Selat Hormuz. Selat ini terletak di jazirah Arab, dekat Iran dan Oman yang merupakan jalur perdagangan minyak.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran
Kendati begitu, Arifin mengakui mengimpor migas tanpa melewati Selat Hormuz berisiko meningkatkan biaya, sebab proses pengiriman menjadi lebih lama. Maka dari itu, kondisi ini perlu diantisipasi pula oleh pemerintah.
"Kalau lewat lintasan itu (di luar Selat Hormuz) bisa ongkosnya mahal, jadi semua akan terdampak," ucapnya.
Adapun saat ini sebagian besar impor minyak mentah Indonesia berasal dari Arab Saudi, Nigeria, Angola, dan Gabon. Sedangkan untuk impor bahan bakar minyak (BBM) berasal dari Singapura, Malaysia, dan India.
Baca juga: Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi
Pencarian sumber alternatif migas pun diperlukan mengingat sejumlah negara impor tersebut memiliki potensi ikut terlibat dalam konflik internasional yang dipicu oleh Iran dan Israel.
"Nah kita harus mengantisipasi sumber-sumber suplai untuk kilang Singapura, Malaysia, India, itu dari mana sumber-sumbernya," kata Arifin.
Salah satunya produksi minyak saat ini digenjot dari di Blok Cepu, Jawa Tengah yang mulai mengebor sumur infill clastic di Lapangan Banyu Urip.
Baca juga: Skenario Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia
"Kalau gas kan potensinya banyak, minyak juga potensinya ada. Nah bagaimana ini mempercepatnya. Kami dari kementerian sudah mendorong, untuk minyak itu seperti di Cepu, mulai bulan ini kalau enggak salah ada dua sumur yang mau dibor," tutup Arifin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.