Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Andesna Nanda
Ahli Pemerhati Manajemen Strategis

Pemerhati Manajemen Strategi, Penulis Centang Biru Kompasiana

Pengangkatan Komisaris BUMN: Antara Transparansi dan Kontroversi

Kompas.com - 13/06/2024, 14:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELAKANGAN ini, beberapa headline media massa utama banyak menyuarakan pengangkatan sejumlah komisaris BUMN yang berasal dari lingkaran pusat kekuasaan saat ini atau kekuasaan baru yang tinggal 4-5 bulan lagi akan segera terbentuk.

Hal ini menarik jika dilihat dari sudut pandang keilmuan manajemen, khususnya manajemen strategi.

Analisis dari sudut pandang manajemen strategi perusahaan, proses pengangkatan komisaris BUMN yang ideal dapat memiliki beberapa implikasi penting yang harus diperhatikan.

Penunjukan Komisaris di BUMN merupakan proses penting yang dapat berdampak signifikan terhadap transparansi, efisiensi, dan kepercayaan publik terhadap tata kelola perusahaan milik negara.

Perdebatan apakah transparansi atau keahlian harus diprioritaskan dalam penunjukan ini menjadi bahan diskusi.

Sebagai pendapat pribadi, pengangkatan komisaris BUMN seharusnya didasarkan pada kualifikasi, integritas, dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan negara tersebut.

Transparansi pengangkatan Komisaris BUMN sangat penting karena menjamin akuntabilitas kepada publik. Ketika proses seleksi dilakukan secara transparan, para pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham dan masyarakat umum, dapat mengetahui bagaimana dan mengapa individu tertentu dipilih untuk peran penting ini.

Transparansi ini mendorong akuntabilitas, karena memungkinkan adanya pengawasan terhadap proses pengambilan keputusan dan membantu mencegah pengaruh yang tidak semestinya atau pilih kasih dalam penunjukan.

Terlebih lagi, masyarakat dapat melihat penunjukan tersebut didasarkan pada prestasi dan kualifikasi, bukan karena koneksi pribadi atau motivasi politik. Hal ini akan meningkatkan kredibilitas dan integritas sektor BUMN secara keseluruhan.

Kurangnya transparansi dalam pengangkatan Komisaris BUMN dapat menimbulkan kontroversi ketika penunjukan dianggap dipengaruhi oleh agenda politik, koneksi pribadi, atau faktor non-meritokrasi lainnya.

Kontroversi semacam ini dapat menumbuhkan kecurigaan dan melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap tata kelola perusahaan milik negara.

Terlebih lagi, ketika proses seleksi tidak transparan, hal ini dapat menimbulkan persepsi pilih kasih yang dapat mencoreng reputasi sektor BUMN dan pemerintah.

Dari sudut pandang keilmuan manajemen, pengangkatan seorang komisaris BUMN harus mempertimbangkan kesesuaian calon dengan strategi perusahaan.

Komisaris yang dipilih sebaiknya memiliki pemahaman yang baik tentang industri dan pasar di mana perusahaan beroperasi, serta memiliki pengalaman dan kompetensi relevan untuk mendukung pencapaian tujuan strategis perusahaan.

Tidak kalah penting, pengaruh terhadap kinerja perusahaan, seorang Komisaris BUMN memiliki peran penting dalam mengawasi dan memberikan arahan strategis kepada manajemen perusahaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com