Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Andesna Nanda
Ahli Pemerhati Manajemen Strategis

Pemerhati Manajemen Strategi, Penulis Centang Biru Kompasiana

Pengangkatan Komisaris BUMN: Antara Transparansi dan Kontroversi

Kompas.com - 13/06/2024, 14:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pengangkatan komisaris yang tepat dapat berdampak positif pada kinerja perusahaan, termasuk peningkatan efisiensi operasional, pengambilan keputusan yang lebih baik, dan pencapaian tujuan jangka panjang.

Kemudian dengan beberapa BUMN yang masih belum baik secara kinerja (baca: merugi), independensi dan akuntabilitas dalam proses pengangkatan komisaris BUMN menjadi sangat mahal.

Yang ideal adalah proses ini harus memastikan independensi dan akuntabilitas komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham. Komisaris yang independen dapat memberikan perspektif objektif dan menghindari konflik kepentingan yang dapat merugikan perusahaan.

Seorang Komisaris BUMN juga memiliki peran penting dalam pengelolaan risiko perusahaan. Dengan demikian, pengangkatan komisaris yang memiliki pemahaman yang baik tentang risiko yang dihadapi perusahaan dan memiliki kemampuan untuk mengelola risiko tersebut dapat membantu perusahaan menghadapi tantangan dan peluang dengan lebih baik.

Sisi lain, dengan semakin tidak liniernya perkembangan bisnis dan ekonomi saat ini, ditambah dengan situasi geopolitik strategis, juga penting untuk melihat fenomena ini dari sudut pandang hubungan dengan pemangku kepentingan.

Misalnya, proses pengangkatan komisaris BUMN yang transparan dan profesional dapat memperkuat hubungan perusahaan dengan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan investor. Hal ini dapat menciptakan kepercayaan dan mendukung reputasi perusahaan.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa proses pengangkatan komisaris BUMN dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor strategis yang relevan. Hal ini akan membantu perusahaan mencapai tujuan jangka panjang dan menjaga keberlanjutan bisnis.

Dampak politik pengangkatan komisaris BUMN

Proses pengangkatan beberapa komisaris BUMN yang ramai beberapa hari ini, dapat dipersepsikan telah dipengaruhi campur tangan politik.

Pertanyaan mendasarnya, apakah hal ini boleh atau tidak? Secara normatif, tentu tidak dilarang. Namun, sekali lagi, hal ini dapat mengakibatkan penunjukan komisaris yang tidak didasarkan pada kualifikasi dan kompetensi yang sesuai, tetapi lebih didasarkan pada pertimbangan politik.

Campur tangan politik dapat mengganggu independensi dan efektivitas komisaris dalam menjalankan tugasnya.

Tentu saja, jika dilihat dari sudut pandang yang netral, pengangkatan komisaris BUMN juga dapat dilihat sebagai upaya Pemerintah untuk memiliki preferensi atau kebijakan tertentu terkait komposisi dan arah strategis BUMN.

Hal ini wajar, karena penting untuk memengaruhi proses pengangkatan komisaris dan dapat mengarah pada penunjukan komisaris yang sejalan dengan kebijakan pemerintah, meskipun mungkin tidak sepenuhnya didasarkan pada kualifikasi dan kompetensi yang sesuai.

Dari kacamata awam, perubahan peta politik, seperti pergantian pemerintahan atau perubahan kebijakan, hal ini dapat berdampak pada stabilitas dan kontinuitas proses pengangkatan komisaris BUMN.

Perubahan politik dapat menyebabkan perubahan dalam kebijakan pengangkatan komisaris, yang dapat mengganggu proses pengangkatan yang sedang berlangsung atau mengarah pada penunjukan komisaris baru yang sejalan dengan kebijakan baru.

Dampak politik dalam pengangkatan komisaris BUMN dapat memengaruhi independensi, transparansi, dan efektivitas pengelolaan BUMN.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com