Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Luar Negeri Indonesia Kembali Turun, Kini Rp 6.486,71 Triliun

Kompas.com - 14/06/2024, 13:52 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia kembali turun pada April 2024.

Penurunan ini didorong oleh utang luar negeri pemerintah dan swasta yang sama-sama terkontraksi.

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan, posisi ULN pada April sebesar 398,3 miliar dollar AS atau setara Rp 6.486,71 triliun (asumsi kurs Rp 16.286 per dollar AS). Nilai ini turun dibanding bulan sbeelumnya yang mencapai 404,8 miliar dollar AS.

Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan memastikan pinjaman yang dilakukan pemerintah digunakan untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional (PSN), dapat berjalan dengan optimal.SHUTTERSTOCK/INDZ Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan memastikan pinjaman yang dilakukan pemerintah digunakan untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional (PSN), dapat berjalan dengan optimal.

"Secara tahunan, ULN Indonesia mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 1,5 persen (secara tahunan atau year on year/yoy), setelah tumbuh sebesar 0,2 persen (yoy) pada Maret 2024," kata dia, dalam keterangannya, Jumat (14/6/2024).

"Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta," sambungnya.

Secara lebih terperinci, posisi ULN pemerintah pada pengujung April lalu sebesar 189,1 miliar dollar AS. Nilai itu turun dari posisi bulan sebelumnya sebesar 192,2 miliar dollar AS.

Jika dilihat secara tahunan, ULN pemerintah terkontraksi sebesar 2,6 persen. Kontraksi ini lebih dalam dari Maret sebesar 0,9 persen.

Baca juga: Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Erwin menjelaskan, penurunan posisi ULN pemerintah terutama dipengaruhi oleh penyesuaian penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Bank sentral menilai, posisi ULN pemerintah masih terjaga. Hal ini tercermin dari profil ULN yang sebagian besar, yakni 99,98 persen, merupakan utang dengan tenor jangka panjang.

"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara fleksibel dan oportunistik," tutur Erwin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com