Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Ambles 6,4 Persen dalam Sebulan, Investor Harus Bagaimana?

Kompas.com - 19/06/2024, 13:34 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

Ilustrasi investasi.SHUTTERSTOCK/TZIDO SUN Ilustrasi investasi.

Nafan juga berharap Bank Indonesia bisa menerapkan kebijakan makroprudensial, triple intervention dengan mengeluarkan dan mengelola instrumen-instrumen tersebut dengan baik untuk menciptakan inflow, sehingga bisa menstabilkan rupiah.

Baca juga: IHSG Diperkirakan Masih Lesu, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Di sisi lain, Nafan juga menyoroti kebijakan Full Periodic Call Auction/FCA) dari BEI. Selama ini, investor menilai bahwa kebijakan FCA merugikan baik kepada emiten dan investornya.

Namun, BEI saat ini mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi terkait dengan implementasi yang efektif berlaku pada tanggal 25 Maret 2024 lalu.

“Terkait dengan FCA ini juga membuat kinerja emiten yang dulunya bullish, menjadi ARB dan kurang likuid, market cap-nya juga turun,” jelas Nafan.

Lalu, investor harus ngapain saat pasar tertekan?

Baca juga: IHSG Bakal Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Herditya menyarankan, investor bisa lebih jeli dalam meilih saham-saham yang akan dikoleksi dengan mempertimbangkan sentimen-sentimen yang ada.

“Investor diharapkan bisa lebih memilih akan emiten-emiten pilihannya untuk investasinya dengan tetap memperhatikan sentimen yang ada,” ungkap Herditya.

Sementara itu, Nafan menilai inilah saatnya bagi investor untuk melakukan akumulasi buy. Namun, investor harus memperhatikan, fundamental, sentimen dan special notation yang ada pada saham tersebut.

“Ini posisi yang ideal untuk acumulative buy untuk long term investor bagus dilakukan,” ujar Nafan.

Baca juga: IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Akhirnya Menguat

“Special notation yang diterapkan pasa saham, diharpkan investor bisa memperhatikannya sebelum melakukan investasi, dan mengambil saham-saham yang tidak ada special notation-nya, lihat juga prospek emitennya, hingga trend-nya (bulish atau tidak),” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com