Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Kompas.com - 25/06/2024, 21:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 menemukan, masyarakat menunjukkan minat yang tinggi untuk belanja secara langsung atau offline dengan menggunakan produk buy now pay later (BNPL) atau paylater.

Laporan yang merupakan kerja sama antara Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC) ini mencatat, transaksi offline tumbuh 169 persen sepanjang 2023.

Pertumbuhan tersebut membuat transaksi online berkontribusi sebanyak 27,7 persen dari total transaksi paylater di Indonesia.

Executive Director Katadata Insight Center Adek Media Roza menuturkan, selama 2023, transaksi paylater secara offline mencapai puncak pada kuartal IV-2023 sebesar 44 persen dari total seluruh transaksi.

"Peningkatan ini bertepatan dengan libur akhir tahun dan banyaknya promo dari berbagai merchant yang mendorong aktivitas belanja konsumen," kata dia dalam konferensi pers Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024, Selasa (25/6/2024).

Baca juga: Melejit, Piutang Pembiayaan Paylater Capai Rp 6,47 Triliun

Bahkan, ia bilang, kota-kota tier 2 dan 3 mendominasi jumlah transaksi paylater di merchant offline dengan jumlah persentase sebesar 53,1 persen dibandingkan dengan kota-kota tier.

Menurut Ade, data ini memperlihatkan penggunaan paylater yang semakin merata penetrasinya sebagai metode pembayaran pilihan konsumen di berbagai wilayah.

Adopsi paylater pada transaksi offline menjadi pilihan bagi masyarakat di tier 2 dan 3 untuk dapat tetap berbelanja menggunakan paylater tanpa hambatan infrastruktur digital dan tingginya ongkos kirim.

Kondisi ini menjadi peluang bagi merchant offline dan penyedia layanan paylater untuk memperbanyak kerja sama dalam mengintegrasikan layanan keuangan kredit digital.

Baca juga: Buy Now Pay Later Dijuluki Ghost Debt di Luar Negeri, Mengapa?

 


Di sisi lain, transaksi paylater secara online tetap didominasi oleh kota di tier 1 dengan kontribusi sebesar 50,5 persen terhadap total transaksi di seluruh kota tier 1, 2, dan 3.

Ade menjelaskan, penggunaan paylater di merchant online juga tetap merata sepanjang tahun, dengan persentase berkisar antara 22,9 persen hingga 26,7 persen per kuartal.

"Didorong oleh promo e-commerce pada setiap tanggal kembar," terang dia.

Sepuluh tanggal transaksi online tertinggi terjadi pada tanggal kembar, dengan puncak tertinggi pada 12 Desember, yang mencatat jumlah transaksi online 11 kali lebih tinggi dari rata-rata harian.

Baca juga: Pay Later Tidak Lebih Baik dari Kartu Kredit, Mengapa?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com