Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bertemu Perwakilan Bisnis Australia-Indonesia dan Parlemen Thailand, Menko Airlangga Berupaya Perkuat Kerja Sama Ekonomi

Kompas.com - 28/06/2024, 15:55 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima Australian Business Champion for Indonesia Jennifer Westacott AO di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/6/2024). 

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, kedua belah pihak sepakat mengidentifikasi peluang-peluang baru dalam investasi, perdagangan, dan sektor-sektor strategis lainnya yang dapat memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.

“Kami menyambut baik potensi kerja sama antara Indonesia dan Australia, terutama dalam bidang carbon capture storage (CCS), proses transisi dan transmisi energi, industri semikonduktor, data center, sektor kesehatan, pendidikan, dan praktik pertambangan ramah lingkungan, termasuk green coal technology dan blue ammonia,” ujarnya melansir ekon.go.id, Jumat (28/6/2024).

Menko Airlangga menyampaikan perhatian Indonesia, khususnya terkait dengan penyelesaian regulasi mengenai CCS guna mendorong kerja sama yang lebih intensif antara Indonesia dan Australia. 

Proses penyelesaian regulasi itu bertujuan mempererat kerja sama antara Indonesia dan Australia, khususnya terkait dengan kegiatan transisi energi.

Baca juga: Neraca Perdagangan RI Surplus 2,93 Miliar Dollar AS, Menko Airlangga: Didukung Sektor Nonmigas

Khusus potensi kerja sama di bidang semikonduktor, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia akan mendukung industri yang akan dibangun. 

Rencana tersebut diharapkan dapat menjadi bagian dari dukungan technical and further education (TAFE). 

“Indonesia membuka peluang kerja sama bilateral, terutama untuk mempersiapkan SDM untuk industri semikonduktor,” ucapnya.

Menko Airlangga berharap, hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia akan terus berlangsung erat untuk mendukung dan menyukseskan transisi ke pemerintahan baru pada Oktober 2024 mendatang. 

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya melanjutkan berbagai komitmen kerja sama low-hanging fruits, salah satunya terkait kerja sama produk susu dan olahannya, serta ternak unggas.

Menko Airlangga juga menyampaikan selamat atas pengangkatan Jennifer Westacott sebagai Duta Bisnis Australia untuk Indonesia. 

Baca juga: Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menanggapi paparan Menko Airlangga, Westacott menyambut baik dan menawarkan kerja sama joint venture semikonduktor, khususnya pada lini industri packaging.

Pertemuan yang penuh keakraban ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Profesor Westacott ke Indonesia. 

Kunjungan tersebut merupakan yang pertama bagi Westacott setelah ditunjuk sebagai Australian Business Champion for Indonesia atau Duta Bisnis Australia untuk Indonesia oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam rangkaian Australia–Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Special Summit Maret 2024.

Sebagai catatan, kunjungan itu merupakan bagian dari rangkaian strategi kolaborasi di ASEAN sebagai tindak lanjut Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040 yang diluncurkan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta pada 6 September 2023.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams dan Staf Khusus Menko Perekonomian Raden Pardede. 

Baca juga: Resmikan Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Menko Airlangga: Hilirisasi Jadi Kunci Jaga Resiliensi Ekonomi

Peluang kerja sama dengan Thailand

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan para Delegasi dari Parlemen Thailand di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/6/2024). DOK. Humas Kemenko Bidang Perekonomian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan para Delegasi dari Parlemen Thailand di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Pada hari yang sama, Menko Airlangga juga menyambut hangat kunjungan para delegasi dari parlemen Thailand di kantor Kemenko Perekonomian. 

Dalam pertemuan tersebut, delegasi Thailand yang dipimpin Ketua Komisi Pembangunan Politik, Komunikasi Massa, dan Partisipasi Publik Parlemen Thailand Parit Wacharasindhu ingin belajar dari Indonesia dalam menggabungkan upaya pertumbuhan ekonomi dan demokratisasi, pengembangan electric vehicle (EV), program Kartu Prakerja untuk pengembangan SDM, hingga penggunaan desentralisasi sebagai mesin pertumbuhan nasional.

Menko Airlangga mengatakan, Indonesia merupakan negara yang mempunyai tiga zona waktu sehingga kunci dari desentralisasi adalah perlunya pertumbuhan yang tidak terpusat. 

“Indonesia ingin setiap daerah memiliki pertumbuhan yang sama sehingga pembangunan tidak hanya terjadi di Pulau Jawa saja, tetapi juga di sekitar Indonesia bagian timur dan barat,” ungkapnya. 

Baca juga: Menko Airlangga Bertemu Dmitry Medvedev, Sepakat Perkuat Hubungan Bilateral Kedua Negara

Dia menyebutkan, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia adalah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

“Kami memiliki hampir 22 KEK di seluruh Indonesia dan salah satu kebijakan Indonesia adalah pengembangan hilirisasi industri,” jelasnya.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa untuk industri manufaktur Tanah Air telah meluncurkan Indonesia 4.0. 

Indonesia juga telah berfokus dalam penanganan mineral kritis yang dua tahun lalu baru disadari Amerika Serikat (AS) dan Eropa terkait pentingnya mineral kritis tersebut. 

Menko Airlangga juga menjelaskan, Indonesia memproduksi 50 juta ton crude palm oil (CPO) dan sedang mengembangkan biodiesel 35. 

Baca juga: Gerak Cepat Menko Airlangga, Sehari Temui 3 Pimpinan Tertinggi Singapura Bahas Kerja Sama Ekonomi

Menurutnya, kekuatan Thailand dalam memproduksi gula, termasuk gula mentah, di fase selanjutnya, Thailand dapat membangun etanol yang dapat menjadi peluang kerja sama lain, antara Indonesia dan Thailand.

Peluang di bidang energi dan digitalisasi

Lebih lanjut, Menko Airlangga mengatakan, Indonesia dan Thailand perlu melakukan investasi yang meningkatkan swasembada energi di negara-negara ASEAN. 

“Saya pikir itu penting untuk sektor ini. Jadi, menurut saya dalam dua isu tersebut, mengenai kelapa sawit dan karet alam, saya kira kita harus bekerja sama,” ungkapnya. 

Terkait EV, dia menjelaskan, mineral kritis, seperti nikel, tembaga, kobalt, hingga alumunium, merupakan bahan baku energi baru terbarukan yang terdapat di Indonesia. 

Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut menerangkan, terdapat peluang kerja sama Indonesia dan Thailand dalam rantai pengembahan kendaraan listrik. 

Baca juga: Bertemu Petinggi Nikkei Inc, Menko Airlangga Ungkap Potensi Ekonomi Digital Indonesia

Kemudian dari sektor digitalisasi, di bawah kepemimpinan Indonesia pada Keketuaan ASEAN 2023, diluncurkan perjanjian kerangka ekonomi digital (DEFA) yang salah satunya diharapkan dapat memudahkan dalam bertransaksi.

“Jadi, dengan semangat ASEAN, kami ingin lebih mengintegrasikan antarmanusia serta menjalin hubungan ekonomi antar negara-negara ASEAN,” katanya. 

Untuk digitalisasi, Menko Airlangga mengatakan, dengan hadirnya DEFA, ekonomi ASEAN bisa meningkat menjadi 2 triliun dollar AS. 

Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga juga menjelaskan lebih detail untuk menjawab pertanyaan dari Delegasi Thailand, salah satunya terkait kebijakan yang mendukung usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

Menko Airlangga juga menjelaskan tentang dukungan Indonesia terhadap startup yang tidak hanya melalui pendanaan, tetapi juga pelatihan. 

Baca juga: Menko Airlangga Kunjungi Fasilitas CNGR di China, Sepakati Kerja Sama dengan FT UGM

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Thailand terbuka atas potensi kerja sama yang bisa dijalin antarkedua negara.

“Di ASEAN, jika Indonesia dan Thailand bekerja sama, saya pikir banyak hal yang bisa kita capai untuk ASEAN,” jelas Menko Airlangga.

Adapun kunjungan Thailand ke Indonesia bertujuan mempelajari keberhasilan Indonesia bangkit dari kondisi terpuruk akibat Covid-19 yang dilirik beberapa negara.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 mendorong pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan inovatif hingga diakui sebagai salah satu negara yang berhasil pulih lebih cepat dibanding negara-negara lain. 

Dalam kondisi yang penuh tantangan, Pemerintah Indonesia meluncurkan kebijakan-kebijakan, antara lain kredit usaha rkayat (KUR) dengan bunga 0 persen untuk membantu UMKM bertahan di masa pandemi, dan reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja.

Kemudian, ada pula penyaluran bantuan tunai untuk masyarakat dan peluncuran program Kartu Prakerja yang membantu jutaan masyarakat bertahan hidup dengan upskilling dan reskilling dilakukan.

Baca juga: Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global pada Nikkei Forum 2024

Turut hadir mendampingi Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut, antara lain Anggota DPR RI, Sekretaris Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam, serta Direktur Project Management Office PMO Kartu Prakerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com