Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Booming" AI Masih Jadi Vitamin Wall Street, Nasdaq Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 02/07/2024, 07:35 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan Senin (1/6/2024) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pergerakah tiga indeks utama yang lebih tinggi terjadi didorong oleh momentum yang kuat pada paruh pertama tahun 2024.

Nasdaq Komposit ditutup menguat 0,83 persen pada level 17.879,30. Posisi ini merupakan level penutupan tertinggi sepanjang sejarah.

Kemudian indeks S&P 500 naik 0,27 persen, ditutup pada level 5.475,09. Selanjutnya, Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 50,66 poin (0,13 persen) menjadi 39.169,52.

Raksasa teknologi Microsoft menguat 2,2 persen, saham Apple bertambah 2,9 persen, perusahaan AI Nvidia juga naik 0,6 persen. Pada sesi perdagangan di awal bulan Juli, sektor teknologi naik 1,3 persen.

Baca juga: MIND ID Resmi Jadi Pemegang Saham Terbesar Vale Indonesia

Imbal hasil Treasury AS juga naik, dengan suku bunga acuan obligasi tenor 10 tahun naik hampir 13 basis poin menjadi 4,471 persen. Imbal hasil Treasury 2 tahun juga naik 4 basis poin menjadi 4,76 persen.

Saham operator kapal pesiar berada di bawah tekanan karena Badai Beryl menghantam Karibia dan merupakan badai Kategori 4. Saham Carnival turun 5,4 persen, dan Royal Caribbean kehilangan 1,9 persen.

Sementara itu, booming AI terus berlanjut dan membantu menopang saham seperti Nvidia, yang menyebabkan S&P 500 memperoleh kenaikan sebesar 14,5 persen pada semester pertama. Nasdaq Komposit menguat 18,1 persen pada semester pertama, sedangkan DJIA berkinerja buruk dengan penurunan 3,8 persen.

Menurut wakil presiden senior dan spesialis portofolio Calamos Investments Joseph Cusick, investor masih menyadari masih ada hal yang mengganggu market di paruh kedua tahun ini. Dia mencatat bahwa hanya 10 saham yang menyumbang sekitar 33 persen dari keseluruhan bobot S&P 500, yang merupakan tingkat disproporsi yang menurutnya hanya terjadi tiga kali di masa lalu.

“Masyarakat dan para penasihat merasakan tekanan dari meningkatnya risiko ini,” kata Cusick.

“Sifat dominasi pasar tidak akan surut, namun pasar berada pada titik tertinggi sepanjang masa,” tambah dia.

Namun, beberapa pihak memperkirakan momentum yang didorong oleh saham teknologi ini akan bertahan setidaknya sepanjang musim panas, meskipun ada kekhawatiran bahwa angka kelipatan telah mencapai tingkat yang lebih tinggi.

"Meskipun booming AI tampak hanya sekedar tren sementara, saya yakin ini lebih dari itu,” kata partner di Bel Air Investment Advisors Kevin Philip.

“AI mempunyai kemampuan untuk menghidupkan kembali peningkatan produktivitas bagi perusahaan, memajukan teknologi dengan cara yang lebih cepat dan efisien, serta menciptakan industri baru dengan penemuan-penemuan yang dihasilkan dari perpaduan AI dan bahkan pemrosesan komputer yang lebih canggih,” tambahnya.

Baca juga: Indeks Saham Terbaik dan Terburuk Asia Pasifik Semester I 2024, Ada IHSG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com