Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Family Office", Upaya Pemerintah Tarik Duit Orang Superkaya Dunia

Kompas.com - 02/07/2024, 11:39 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah "family office" ramai diperbincangkan publik setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan membentuk family office di Indonesia.

Family office merupakan salah satu upaya untuk menarik kekayaan dari negara lain untuk pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, family office ini sudah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menyerahkan pembentukan tim pengkajian kepada Menko Marves Luhut B. Pandjaitan.

Baca juga: Ungkap Cara Kerja Family Office, Luhut: Orang Super Kaya Dunia Simpan Duit di Indonesia, Bebas Pajak...

"Ini nanti tim yang akan dibentuk Pak Menko akan mengkaji regulasi dan dari segi kesiapan kita, sehingga bisa kita launching untuk mendapatkan banyak masuknya dana-dana yang dikelola perusahaan keluarga atau family office," kata Sandi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2024).

Sandiaga mengatakan, pemerintah menargetkan mampu menarik 500 miliar dollar AS atau setara Rp 8.178 triliun (asumsi kurs Rp 16.357 per dollar AS) dana kelolaan jika family office resmi dibentuk di Indonesia.

Adapun dana tersebut merupakan 5 persen dari total 11,7 triliun dollar AS dana kelolaan family office di seluruh dunia.

"Kalau Indonesia bisa menarik 5 persen saja, ini sudah bicara angka 500 miliar dollar AS dalam beberapa tahun ke depan. Ini kan peluang nanti akan dikaji lintas sektor dan ini merupakan peluang tambahan," tutur Sandiaga.

Secara terpisah, Menko Marves Luhut mengatakan, berdssarkan data dari The Wealth Report, populasi individu superkaya di Asia diperkirakan akan tumbuh sebesar 38,34 selama periode 2023-2028.

Tak hanya itu, jumlah aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal juga diproyeksikan akan terus meningkat.

Dengan demikian, kehadiran family office diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Dengan memiliki family office, bukan hanya meningkatkan peredaran modal di dalam negeri nantinya, tetapi juga menghadirkan potensi peningkatan PDB dan lapangan kerja dari investasi dan konsumsi lokal," kata Luhut melalui akun resmi Instagramnya @luhut.pandjaitan, Senin.

Luhut mengatakan, cara kerja Family Office adalah dana dari orang superkaya di dunia diperbolehkan disimpan di Indonesia. Namun, pemilik dana harus memutar dananya dengan melakukan investasi di beberapa proyek di Indonesia.

"Mereka (orang superkaya dunia) tidak dikenakan pajak tapi harus investasi, dan (dari) investasi nanti akan kita pajaki," ujarnya.

Ia mencontohkan, orang kaya tersebut menyimpan dana di Indonesia sekitar 10-30 juta dollar Amerika Serikat (AS). Kemudian, dana tersebut diputar untuk diinvestasikan ke proyek yang ada di Tanah Air.

"Dia taruh duitnya 10-30 juta USD dan investasi dan kemudian dia harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi," kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub dan US Coast Guard Bidik Potensi Kerja Sama Maritim

Kemenhub dan US Coast Guard Bidik Potensi Kerja Sama Maritim

Whats New
Jangan Bingung Saat Wawancara Kerja, Ajukan Pertanyaan-pertanyaan Ini di Akhir Sesi

Jangan Bingung Saat Wawancara Kerja, Ajukan Pertanyaan-pertanyaan Ini di Akhir Sesi

Work Smart
Penumpang 'Tap In' dan 'Tap Out' di Stasiun yang Sama, LRT Jabodebek Kenakan Tarif Maksimal

Penumpang "Tap In" dan "Tap Out" di Stasiun yang Sama, LRT Jabodebek Kenakan Tarif Maksimal

Whats New
Letak CVV Kartu Debit Mandiri dan Kegunaannya

Letak CVV Kartu Debit Mandiri dan Kegunaannya

Spend Smart
Siap Melantai di BEI, Perusahaan Pembekuan Biota Air ISEA Lepas 290 Juta Saham ke Publik

Siap Melantai di BEI, Perusahaan Pembekuan Biota Air ISEA Lepas 290 Juta Saham ke Publik

Whats New
Melihat Prospek Saham-saham Sektor Perbankan, Layak Koleksi?

Melihat Prospek Saham-saham Sektor Perbankan, Layak Koleksi?

Whats New
Perempuan Wirausaha Binaan Sampoerna Semarakkan Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia

Perempuan Wirausaha Binaan Sampoerna Semarakkan Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia

Whats New
Wacana Tarif 200 Persen Produk China: Strategi Proteksionisme

Wacana Tarif 200 Persen Produk China: Strategi Proteksionisme

Whats New
Bawa Semangat Pilih Lokal, Shopee Perluas Aksesibilitas lewat Platform Belanja Online Inklusif

Bawa Semangat Pilih Lokal, Shopee Perluas Aksesibilitas lewat Platform Belanja Online Inklusif

Whats New
Mau Tiket Murah ke Bali? Bos Garuda Kasih Tips Begini

Mau Tiket Murah ke Bali? Bos Garuda Kasih Tips Begini

Spend Smart
Info Biaya Admin Kartu Debit Mandiri Sesuai Jenis Kartunya

Info Biaya Admin Kartu Debit Mandiri Sesuai Jenis Kartunya

Spend Smart
Buruh Bakal Mogok Kerja Massal Pekan Depan jika Permendag 8/2024 Tak Segera Direvisi

Buruh Bakal Mogok Kerja Massal Pekan Depan jika Permendag 8/2024 Tak Segera Direvisi

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Juli 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Juli 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Catat, Ini Daftar 27 Kereta Api dengan Pola Operasional Terbaru

Catat, Ini Daftar 27 Kereta Api dengan Pola Operasional Terbaru

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com