Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
HILIRISASI INDUSTRI

Berikan Multiplier Effect, Hilirisasi Industri Diharapkan Mampu Wujudkan Visi Indonesia Emas

Kompas.com - 03/07/2024, 17:45 WIB
Sheila Respati

Penulis

KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia tengah melakukan berbagai upaya mewujudkan Visi Indonesia 2045. Adapun visi tersebut memproyeksikan Indonesia yang maju, adil, makmur, dan berdaulat pada 100 tahun usia kemerdekaannya.

Dalam visi jangka panjang tersebut, Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia. Indonesia dicita-citakan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut adalah menciptakan barang dan jasa berkualitas untuk diekspor. Seperti diketahui, selama ini Indonesia memiliki hasil alam yang melimpah dan menjadi komoditas ekspor. Namun, hasil alam tersebut lebih banyak diekspor dalam bentuk bahan baku mentah.

Hilirisasi sumber daya alam dinilai dapat meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia. Hal ini karena hasil alam yang diolah menjadi bahan baku setengah jadiyang nilai ekspornya lebih tinggi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan hal tersebut. Bahkan, jumlah pendapatan per kapita Indonesia dari hilirisasi sumber daya alam diprediksi dapat meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, yaitu mencapai Rp 153 juta per tahun.

Baca juga: Dukung UMKM dan BUMDes Desa Bunta, PT GNI dan PT SEI Gelar Pelatihan Kewirausahaan

Untuk itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga telah membuat Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Program tersebut dijalankan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bingkai Visi Indonesia Emas 2045. Adapun pelaksanaannya adalah dengan menetapkan sejumlah industri prioritas untuk menjawab tantangan industri dan ekonomi.

Menteri PPN Suharso mengatakan, RPJPN 2025-2045 menetapkan lima kelompok industri prioritas. Pertama, industri berbasis sumber daya alam (pertanian, perkebunan, dan kehutanan), hilirisasi tambang, serta sumber daya laut.

Kedua, industri dasar yang mencakup industri kimia dan logam. Ketiga, industri teknologi menengah-tinggi (perkapalan, kedirgantaraan, otomotif, dan alat angkut), pertahanan, alat kesehatan, produk kimia dan farmasi, mesin perlengkapan, serta elektronik.

Keempat, industri barang konsumsi berkelanjutan, seperti industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, serta alas kaki. Kelima, industri inovasi dan riset yang berbasis bioteknologi.

“Industri terlaksana sesuai dengan karakteristik wilayah yang terbagi menjadi tujuh koridor ekonomi, yakni Koridor Ekonomi Sumatera, Ekonomi Jawa, Ekonomi Bali-Nusa Tenggara, Ekonomi Kalimantan, dan Ekonomi Sulawesi, Ekonomi Maluku, dan Ekonomi Papua,” jelas Suharso, seperti dikutip dari laman Bappenas.go.id, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Dukung UMKM dan BUMDes Desa Bunta, PT GNI dan PT SEI Gelar Pelatihan Kewirausahaan

Ia melanjutkan, dalam pelaksanaan RPJPN 2025-2045, ada comparative advantage dan competitive advantage yang menyertainya. Hal tersebut dilakukan agar pusat industri merata sesuai dengan potensi dan kekuatan per wilayah.

Gross national income (PDB) per kapita Indonesia perlu dinaikan hingga 30.300 dollar AS. Hal ini perlu dilakukan demi mewujudkan Indonesia sebagai high-end country dalam kurun waktu 15-17 tahun mendatang,” jelas Suharso.

Menyikapi hal tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang pun menambahkan bahwa hilirisasi yang sudah dijalankan memberikan multiplier effect, seperti adalah meningkatkan perekonomian, penerimaan negara, substitusi barang impor, menarik investasi, dan menghasilkan devisa.

“Guna mencapai sasaran tersebut, pemerintah bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif agar bisnis bisa berjalan dengan baik. Oleh karenanya, perlu sinergi dan koordinasi antara pemerintah dengan dunia usaha,” kata Agus, seperti dikutip dari Kemenperin.go.id, Jumat (23/12/2022).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Beda Program Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun

Ketahui, Ini Beda Program Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun

Whats New
Imbas Relaksasi Aturan Impor, Kemenperin: Investasi Rp 511 Triliun di Sektor Petrokimia Terancam

Imbas Relaksasi Aturan Impor, Kemenperin: Investasi Rp 511 Triliun di Sektor Petrokimia Terancam

Whats New
[POPULER MONEY] Rute dan Jadwal Operasional Biskita Trans Depok | Wacana Bea Masuk 200 Persen Produk Impor China

[POPULER MONEY] Rute dan Jadwal Operasional Biskita Trans Depok | Wacana Bea Masuk 200 Persen Produk Impor China

Whats New
'Tambal' Defisit yang Melebar, Sri Mulyani Minta Restu DPR Tambah Penggunaan Cadangan Pemerintah Rp 100 Triliun

"Tambal" Defisit yang Melebar, Sri Mulyani Minta Restu DPR Tambah Penggunaan Cadangan Pemerintah Rp 100 Triliun

Whats New
Mendag: Kalau Hanya Mengandalkan Jawa, Swasembada Gula dan Beras Akan Mustahil...

Mendag: Kalau Hanya Mengandalkan Jawa, Swasembada Gula dan Beras Akan Mustahil...

Whats New
Merger Adalah: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contohnya

Merger Adalah: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contohnya

Earn Smart
Cara Ganti PIN ATM BTN Tanpa Harus ke Kantor Cabang

Cara Ganti PIN ATM BTN Tanpa Harus ke Kantor Cabang

Whats New
Cara Bayar WiFi MyRepublic via BCA mobile dan Livin' by Mandiri

Cara Bayar WiFi MyRepublic via BCA mobile dan Livin' by Mandiri

Spend Smart
Berantas Judi Online, OJK Blokir 6.056 Rekening Bank

Berantas Judi Online, OJK Blokir 6.056 Rekening Bank

Whats New
Simak, Ini Cara Tukar Tiket Proliga 2024 yang Dibeli di PLN Mobile

Simak, Ini Cara Tukar Tiket Proliga 2024 yang Dibeli di PLN Mobile

Whats New
Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 214,7 Triliun, Naik Hampir 30 Persen

Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 214,7 Triliun, Naik Hampir 30 Persen

Whats New
Cara Bayar Tiket Kereta Api lewat ATM BRI dengan Mudah

Cara Bayar Tiket Kereta Api lewat ATM BRI dengan Mudah

Spend Smart
Sampoerna Bangun Hunian Sementara untuk Warga Terdampak Bencana Banjir Lahar Dingin di Agam

Sampoerna Bangun Hunian Sementara untuk Warga Terdampak Bencana Banjir Lahar Dingin di Agam

Whats New
Pesta Pernikahan Anak Miliarder Mukesh Ambani Disebut Bisa Dongrak Ekonomi India

Pesta Pernikahan Anak Miliarder Mukesh Ambani Disebut Bisa Dongrak Ekonomi India

Whats New
Telanjur Utang ke Rentenir? Ini Tips dari OJK

Telanjur Utang ke Rentenir? Ini Tips dari OJK

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com