Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Startup Kuliner Mendunia, Pemerintah Siap Bantu Pembiayaan

Kompas.com - 26/03/2019, 07:46 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berkomitmen dan terus mendorong industri kuliner untuk bisa memasarkan produknya hingga mancanegara atau go global.

Bekraf secara khusus mendorong para pelaku usaha rintisan atau startup untuk melakukan hal ini.

Deputi Akses Permodalan Bekraf Fajar Hutomo, mengatakan, pihaknya tengah mengajukan pendanaan untuk pembiayaan ekspor bagi startup. Ini sedang diupayakan dan digodok Komite Penugasan Khusus Ekspor (PKE).

Nantinya, dana tersebut digunakan untuk proses peningkatan kemampuan food start up di segala sisi. Sehingga mampu dan berdaya saing global di pasar internasional.

Baca juga: Ini "Infrastruktur Langit" yang Diyakini Ma'ruf Bakal Tumbuhkan Ribuan Startup

“Kita ajukan Rp 50 miliar, (angkanya) kecil memang. Kami juga kesulitan kan butuh partner yang siap untuk go global. Terus berjalan, sekarang sedang proses pengajuan fase satu di komite,” kata Fajar di Jakarta, Senin (25/3/2019).

Fajar menjelaskan, sektor ini perlu mendapat perhatian dan dukungan karena memiliki potensinya yang besar untuk tumbuh serta berkembang. Sejauh ini, terdapat sekitar 5,6 juta pelaku usaha kuliner di Tanah Air dan semua memiliki peluang yang untuk dikembangkan.

“Sengaja mengajukan kuliner, salah satu kontributor terbesar subsektor ekraf (ekonomi kreatif) ke PDB. Sebesar 41,6 persen ekspor setelah fashion dan kriya. Kita ingin rasa kuliner Indonesia mendunia,” ujarnya.

Dia menjelaskan, Bekraf sangat fokus melakukan berbagai upaya untuk mendorong industri kuliner tumbuh dan berkembang dalalembagan lembaganya sendiri terdapat enam bidang yang mengurusi segala tentang ekraf, sehingga bisa mengahadirkan dan mengelola eksistem yang diharapkan.

“Pertama riset dan berbagai edukasi dan pelatihan. Setiap tahun, kita meriset bagaimana tren industri kuliner ke depan, apa yang jadi demand customer,” ungkapnya.

Menurut dia, langkah yang diambil ini sangat penting dan berdasar karena era sekarang ini atau industri 4.0 kentara dengan digitalisasi. Karena itu, butuh inovasi yang dihadirkan melalui digital sesuai dengan kemajuan dan tuntutan zaman.

“Di ekonomi kreatif, kurva hidup produk makin pendek, tuntutan konsumen berubah cepat dibandingkan masa sebelumnya. Maka harus menangkap market seperti apa,” cetusnya.

Sementara itu Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan, sudah saatnya startup Indonesia memberi kontribusi besar pada negara. Khususnya untuk memperbaiki neraca perdagangan akhir-akhir ini kurang baik.

"Membangun agar Indonesia bisa seperti yang kita inginkan, punya neraca perdagangan lebih baik dari sekarang," kata Triawan.

Salah satu cara untuk mendorong itu, pemerintah melalui Bekraf bersinergi dengan Food Accelerator, Accelerice meluncurkan food innovation and knowledge hub. Para pelaku startup Tanah Air didorong untuk bisa meningkatkan usahanya dan berinovasi. Sehingga startup bisa go global memasarkan produknya.

"Kita tidak seimbang neraca perdagangannya. Biasanya mikir ekspor, bagaimana kita mengespor sepaya devisa kita banyak. Sebenarnya, kita mampu menciptakan substitusi-subtitusi produk services di dalam negari kita sendiri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com