Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Domestik Kuat, Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi 5,2 Persen di 2019

Kompas.com - 03/04/2019, 20:40 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Asian Development Bank (ADB) dalam Asian Development Outlook (ADO) 2019 memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2 persen tahun ini, sementara pada tahun 2020 diprediksi akan kembali tumbuh mencapai 5,3 persen.

Angka tersebut meningkat tipis jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi RI yang sebesar 5,17 persen pada tahun 2018.

Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein menilai, manajemen makroekonomi yang solid serta konsumsi domestik yang tetap kuat adalah faktor yang menjaga momentum pertumbuhan Indonesia.

Baca juga: Konsumsi Masyarakat Tinggi Dorong Pertumbuhan Ekonomi

“Didukung oleh manajemen makroekonomi yang solid dan permintaan domestik yang kuat, momentum pertumbuhan Indonesia diharapkan akan berlanjut secara sehat,” kata Wicklein berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/4/2019).

Menurutnya, untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif diperlukan fokus yang berkesinambungan pada peningkatan daya saing, pengembangan sumber daya manusia, dan penguatan ketangguhan

Investasi domestik yang kuat dan konsumsi domestik yang baik mampu mengimbangi pertumbuhan ekspor lemah pada 2018, sehingga memungkinkan perekonomian tumbuh 5,2 persen. Investasi yang kuat didorong terutama oleh proyek infrastruktur publik di bidang transportasi dan energi.

 

Baca juga: Faktor-faktor Ini Sebabkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Konsisten

Pertumbuhan sektor industri terakselerasi seiring meningkatnya keluaran (output) dari pertambangan, dan ekspor seperti pakaian jadi dan alas kaki juga menguat.

ADO mengungkapkan, pertumbuhan pada tahun ini dan tahun depan kemungkinan akan terjadi di berbagai sektor. Sejumlah proyek infrastruktur publik utama, baik yang sudah selesai maupun dalam tahap penuntasan, memberikan pondasi yang kuat bagi peningkatan investasi swasta.

"Perbaikan terhadap iklim investasi seperti perampingan administrasi pajak dan penyederhanaan perizinan usaha diyakini akan makin mendukung sentimen positif investor," jelas Wicklein.

Sementara itu, permintaan domestik diyakini akan akan tetap kuat dalam jangka pendek karena meningkatnya lapangan kerja di sektor formal dan diperluasnya program bantuan sosial pemerintah.

 

Baca juga: Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2019 di Kisaran 4,95-5,05 Persen

Inflasi kemungkinan akan tetap rendah dan stabil sebesar 3,2 persen tahun ini dan 3,3 pada 2020, sehingga membantu menjaga momentum pertumbuhan belanja swasta.

Kuatnya permintaan domestik mendorong impor barang tahun lalu, sedangkan pertumbuhan ekspor barang melambat. Wicklein mengungkapkan, peningkatan ekspor jasa bersih dari kenaikan pendapatan pariwisata dan remitansi mampu sebagian mengimbangi turunnya neraca perdagangan, sehingga menjadikan defisit transaksi berjalan sebesar 3,0 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun lalu.

Defisit transaksi berjalan diperkirakan akan membaik ke 2,7 persen dari PDB tahun ini dan tahun depan, karena pertumbuhan barang impor maupun barang ekspor mengalami perlambatan, sedangkan pemasukan dari pendapatan pariwisata diperkirakan akan terus berlanjut.

"Risiko terhadap proyeksi ekonomi Indonesia umumnya disebabkan faktor eksternal yang termasuk meningkatnya ketegangan perdagangan global dan volatilitas pasar keuangan internasional, serta kemungkinan terjadinya kekeringan akibat el nino," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com