Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Katakan "Batu Loncatan" saat Wawancara Kerja, Mengapa?

Kompas.com - 19/06/2019, 13:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Melamar pekerjaan adalah hal yang gampang-gampang susah. Menurut penulis buku-buku manajemen Suzy Welch, perlu diingat bahwa saat melamar kerja, tidak semua pekerjaan akan menjadi pekerjaan impian Anda.

Dikutip dari CNBC, Rabu (19/6/2019), Welch juga menyarankan Anda cermat dalam mempersiapkan diri untuk wawancara kerja. Sebab, jangan pernah meremehkan perusahaan dan posisi pekerjaan Anda pada sesi tersebut.

Jika Anda meremehkan perusahaan atau posisi pekerjaan yang Anda lamar, maka Anda melakukan kesalahan. Oleh karena itu, dalam sesi wawancara, jangan pernah menyebut perusahaan atau pekerjaan tersebut sebagai "batu loncatan" bagi karier Anda.

Baca juga: Ingin Sukses Promosi Diri saat Wawancara Kerja, Ini 3 Cara Mudahnya

Menurut Welch, ketika Anda menyebut dua kata tersebut, maka perusahaan yang merekrut akan langsung mengetahi tujuan Anda. Akhirnya, ini akan membunuh kesempatan Anda sendiri.

"Maukah Anda menikahi seseorang yang mengatakan, 'Kamu baik, tapi sampai aku bertemu dengan orang yang lebih baik'? Jelas tidak. Namun, itu adalah apa yang didengar perusahaan prospektif ketika Anda melontarkan kata-kata tersebut dalam wawancara kerja," ujar Welch.

Ia menuturkan, dirinya pertama kali mendengar kata-kata "batu loncatan" ketika menjadi seorang manajer perekrutan yang mencari editor tambahna untuk majalah bisnis tempat ia bekerja. Ia berharap merekrut kandidat yang bertalenta dan tertarik pada pekerjaan itu.

Sesi wawancara berjalan dengan baik. Welch kemudian menutup sesi wawancara dengan kalimat klasik, "Di mana Anda melihat diri Anda dalam tiga tahun ke depan?"

Sang kandidat menjawab, "Barangkali di (bidang) komunikasi di bank. Saya akan senang bertransisi ke industri tersebut, yang membuat pekerjaan ini menjadi batu loncatan yang sangat baik."

Baca juga: Pentingkah Memperhatikan Penampilan ketika Wawancara Kerja?

Ketika kandidat menyatakan hal itu, Welch langsung tahu bahwa ini adalah akhir proses perekrutan kandidat tersebut, tak peduli betapa mengesankannya performa dia saat wawancara kerja.

"Jangan salah, saya sebetulnya mengagumi orang-orang yang berpikir strategis tentang karier mereka. Setelah 7 tahun menjadi reporter kriminal, saya tahu saya butuh (gelar) MBA dan beberapa tahun menjadi konsultan sebelum bisa secara resmi meliput bisnis. Saya bahkan menyarankan anak-anak saya bekerja di sejumlah perusahaan untuk memperoleh keahlian," terang Welch.

Akan tetapi, kata dia, Anda tidak bisa memanfaatkan perusahaan untuk kepentingan Anda sendiri. Jika Anda melakukan ini, maka Anda akan kena bumerang yang Anda lempar sendiri.

"Jika Anda tidak secara langsung menggunakan kata-kata 'batu loncatan,' strategi Anda jelas terbaca oleh perusahaan," ungkap Welch.

Baca juga: Jangan Telat Wawancara Kerja, Harus Tiba Berapa Menit Lebih Awal?

Sebaliknya, Welch menyarankan Anda untuk memperlakukan setiap kesempatan pekerjaan seakan pekerjaan itu bakal menjadi pekerjaan impian Anda, tak peduli berapa lama Anda berencana bekerja di perusahaan itu.

"Inilah satu-satunya cara Anda bisa berteman baik dengan kolega-kolega Anda, memperoleh reputasi sebagai pemain dalam tim, dan semoga dapat melakukan sesuatu yang lebih besar dari yang Anda pikirkan setiap hari," tutur Welch.

"Barangkali suatu hari Anda akan mengundurkan diri, atau tidak. Namun jika suatu hari Anda mengundurkan diri, Anda akan melakukannya dengan penuh integritas," imbuhnya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com