Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Morgan Stanley: Perang Dagang Masih Beratkan Ekonomi Global

Kompas.com - 02/07/2019, 13:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SHANGHAI, KOMPAS.com - Morgan Stanley memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2019. Menurut bank investasi tersebut, masih berlanjutnya ketidakpastian terkait perang dagang AS dan China memberikan dampak yang lebih berat terhadap keyakninan bisnis dan outlook ekspansi ekonomi.

Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (2/7/2019), dalam laporan risetnya, Morgan Stanley menyatakan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 20 basis poin menjadi 3 persen pada tahun 2019. Adapun pertumbuhan ekonomi global pada 2020 diproyeksikan mencapai 3,2 persen.

Outlook tersebut disajikan Morgan Stanley setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk melanjutkan kembali pembicaraan terkait perdagangan setelah KTT G20 di Osaka, Jepang akhir pekan lalu. AS menyatakan bakal menunda penerapan tarif tambahan terhadap barang-barang impor dari China senilai 300 miliar dollar AS.

Baca juga: Sri Mulyani: Perang Dagang Lanjut, Ekonomi Dunia Hanya Capai 3,1 Persen

Namun demikian, tarif yang diterapkan AS sebesar 25 persen terhadap barang-barang impor dari China senilai 250 miliar dollar AS tetap berlaku. Penerapan tarif tersebut kemungkinan bakal dilanjutkan hingga kesepakatan untuk mengakhir perang dagang tercapai.

"Risiko masih cenderung condong ke bawah. Eskalasi (perang dagang), menurut pandangan kami, jika terus berlanjut maka akan mendorong ekonomi global menuju resesi," kata kepala ekonom Morgan Stanley Chetan Ahya.

Secara terpisah, direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menyatakan bahwa perekonomian global tengah melintasi jalur yang terjal. Ini sejalan dengan pelemahan investasi dan perdagangan secara signifikan.

Baca juga: Trump: Kesepakatan Dagang dengan China Harus Untungkan AS

Ekspor dan impor pun anjlok ke level terendah sejak krisis keuangan global. Walau begitu, IMF mengekspektasikan pertumbuhan ekonomi global akan menguat, imbuh Lagarde, meski risikonya masih serius.

"Risiko utamanya adalah perdagangan. Meskipun dimulainya kembali pembicaraan perdagangan antara AS dan China disambut baik, namun tarif yang sudah diberlakukan memberatkan ekonomi global, dan isu yang tak terselesaikan membawa beban ketidakpastian terkait masa depan," ungkap Lagarde.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com