Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Wawancara Kerja, Jangan Katakan 4 Kebohongan Ini

Kompas.com - 02/07/2019, 16:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Popsugar

NEW YORK, KOMPAS.com - Ketika wawancara kerja, sebaiknya Anda tidak mengumbar kebohongan kepada pihak pewawancara. Sebab, orang yang berbohong saat wawancara kerja atau pada CV-nya dapat stres karena membuat kebingungan saat proses perekrutan.

Dampaknya pun bisa buruk apabila pewawancara tahu Anda berbohong. Berkata jujur selalu bagus, meskipun Anda sebaiknya menunggu sampai diminta berbicara mengenai informasi tentang Anda.

Dilansir dari Popsugar, Selasa (2/7/2019), berikut ini adalah 4 kebohongan yang tidak boleh Anda katakan saat wawancara kerja.

1. "Ya, saya tinggal di dekat sini"

Jika Anda menggunakan alamat yang berbeda dalam penulisan CV agar lokasinya relatif dekat dengan kantor perusahaan, jangan berbohong ketika wawancara kerja. Ketika pewawancara bertanya di mana Anda tinggal, katakan sejujurnya, namun beritahu mereka bahwa Anda bersedia pindah untuk pekerjaan ini.

Apabila Anda berbohong, ingatlah bahwa bisa saja ada beberapa rangkaian wawancara kerja dan Anda harus bolak-balik demi wawancara. Jika pewawancara berpikir Anda tinggal di dekat kantor, maka bisa saja mereka memberitahu secara mendadak.

Baca juga: Jangan Telat Wawancara Kerja, Harus Tiba Berapa Menit Lebih Awal?

2. Berbohong soal gaji sebelumnya

Apabila pewawancara bertanya tentang gaji Anda di perusahaan sebelumnya, kandidat kerap "memoles" angka gaji dengan menaikkannya sedikit. Namun, kebohongan ini sebaiknya jangan lakukan.

Memberikan informasi yang tidak benar soal gaji Anda sebelumnya bisa saja diketahui dengan mudah kebenarannya oleh pewawancara. Selain itu, sikap ini juga dianggap tidak etis.

Jika Anda tidak ingin membeberkan gaji Anda sebelumnya, katakan bahwa hal ini bagi Anda tak ada kaitannya dengan pekerjaan saat ini. Selain itu, beritahu saja kisaran gaji pada industri yang Anda geluti.

Namun, bila Anda digiring untuk memberi informasi mengenai gaji Anda sebelumnya, katakan saja pada pewawancara bahwa Anda tidak ingin gaji di bawah level tertentu.

Baca juga: Gunakan Kecerdasan Emosional saat Wawancara Kerja, Begini Caranya

3. Memberi angka IPK yang tak sebenarnya

Dalam banyak posisi pekerjaan, pihak perusahaan meminta informasi mengenai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Anda. Tidak sedikit kandidat memberi informasi yang tak sebenarnya mengenai IPK-nya, misal dinaikkan sedikit.

Namun, kebohongan pasti akan mudah terungkap. Sebab, perusahaan juga kerap meminta fotokopi transkrip nilai Anda atau meminta verifikasi dari pihak universitas.

4. "Tidak, saya tidak dipecat pada pekerjaan sebelumnya"

Dalam dunia profesional, pemecatan menjadi hal yang lumrah terjadi. Dengan demikian, tak perlu takut memberitahu pewawancara bahwa Anda dipecat, semisal karena PHK akibat restrukturisasi atau perampingan perusahaan.

Beri informasi mengenai apa yang terjadi hingga Anda dirumahkan dan apa yang bisa Anda petik sebagai pelajaran dari peristiwa itu.

Ingatlah bahwa aturan umum wawancara kerja adalah berkata jujur. Apabila Anda diajukan pertanyaan yang kurang nyaman bagi Anda, selalu ada cara sopan dalam menolak atau memberi jawaban.

Baca juga: Jangan Katakan Batu Loncatan saat Wawancara Kerja, Mengapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com