Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Levi's Turun 63 Persen di Kuartal II 2019

Kompas.com - 10/07/2019, 11:59 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Produsen pakaian jeans, Levi Strauss (Levi's) melaporkan labanya turun 63 persen pada kuartal II 2019 dari periode yang sama tahun 2018.

Perusahaan pakaian itu mensinyalir penurunan laba terjadi karena penurunan biaya tinggi dari IPO perusahan seperti biaya jaminan emisi bank Maret lalu.

Meskipun laba turun, penjualan Levi's selama kuartal I 2019 tumbuh 5 persen dibanding tahun lalu, termasuk 9 persen di Eropa dan 6 persen di Asia. Pihak Levi's mengakui, pendapatan terbesarnya berada di Eropa dan Asia.

Perusahaan pun yakin akan memiliki peluang pertumbuhan yang sangat besar di China terlebih negara itu menyumbang 20 persen pendapatan untuk pasar pakaian global atau sekitar 3 persen untuk Levi's.

"Kinerja kami di China positif, namun masih jauh dari potensi pasar pakaian global. Kami hanya menguasai 3 persen, masih banyak pekerjaan berat yang harus dilakukan," kata CEO Levi's Chip Bergh dikutip CNN, Rabu (10/7/2019).

Tak hanya itu, penjualan pakaian untuk laki-laki dan wanita kompak tumbuh pada kuartal I 2019. Untuk pakaian laki-laki, penjualan tumbuh 6 persen sementara pakaian wanita tumbuh 10 persen lebih tinggi atau sekitar 16 persen. Hal ini membuat Levi's melihat peluang tumbuh bersama pakaian wanita.

Tahun lalu, penjualan pakaian wanita mencapai 29 persen, naik dari 20 persen dibanding tahun 2015. Pertumbuhan penjualan ini juga terdorong festival Coachella pada April lalu. Bahkan di tahun 2018, Coachella mendongkrak penjualan sampai 50 persen.

"Kami mendominasi Coachella. Tahun 2018 pun kami mendominasi acara itu karena Boyonce tampil di atas panggung mengenakan celana pendek buatan kami. Penampilan itu viral di internet," kata Bergh.

Perusahaan yang berusia 66 tahun ini berharap adanya potensi "go public" lagi sehingga mampu mengekspansi bisnis baru di berbagai wilayah. Sebab menurut Bergh, membuat pertumbuhan yang signifikan adalah dengan ekspansi bisnis.

"Kami memiliki peluang signifikan untuk tumbuh dengan melakukan ekspansi di luar bisnis inti kami," ujar Bergh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com