NEW YORK, KOMPAS.com - Pendiri Microsoft, Bill Gates mengaku saat muda dirinya tak pernah membayangkan akan hidup tanpa perusahaan yang dibangunnya bersama Paul Allen tahun 1975 itu. Namun nyatanya dia termasuk eksekutif perusahaan dunia yang pensiun muda.
Gates mundur dari jabatannya sebagai CEO Microsoft saat berumur 45 tahun. Kemudian 8 tahun, tepatnya 27 Juni 2008, Dia melepaskan semua urusan bisnis di Micorsoft. Gates pun mengaku pensiun satu dekade alias 10 tahun lebih cepat dari rencananya.
"Jika Anda bertanya kepada saya saat saya berada di usia dua puluhan apakah saya akan pensiun lebih awal dari Microsoft, saya akan mengatakan kepada Anda bahwa Anda gila," ucap Gates saat dikutip dari CNBC, Selasa (1/10/2019) .
Baca juga: Kekayaannya Tak Bekurang Meski Rajin Berdonasi, Ini Strategi Investasi Bill Gates
Gates menyebut, di masa-masa awal mendirikan perusahaannya, dirinya terobsesi untuk membangun bisnis.
“Saya suka menjadi fanatik. Saya senang berada di dalamnya, " kata Gates
Tetapi pada saat ia mencapai pertengahan 40-an, Gates mengaku bahwa perspektifnya berubah. Pandangannya mengenai dunia pun semakin luas.
Pada tahun 2000, dia dan istrinya, Melinda, mendirikan sebuah yayasan yang bertujuan untuk mengurangi ketidakadilan di dunia.
Baca juga: Bill Gates Akui Iri dengan Sifat Steve Jobs Ini
Bill dan Melinda mentransfer saham Microsoft sebesar 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp 280 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS) ke Gates Foundation. Mereka mulai bepergian ke luar negeri untuk mempelajari masalah kesehatan di negara-negara miskin.
Semakin Gates terlibat dengan yayasan, semakin dia menyadari bahwa karir masa depannya tidak melulu soal membangun produk perangkat lunak.
Pada tahun 2001, teman baik Gates, Warren Buffett mengundangnya untuk berbicara didepan sekelompok pemimpin bisnis tentang apa yang ia dan Melinda pelajari di perjalanan mereka ketika membangun Yayasan.
Baca juga: Profil Bernard Arnault, Miliarder yang Geser Bill Gates dari Posisi Orang Terkaya Dunia