Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerah Ditanya Anggaran, Sri Mulyani Sebut Lebih Baik di Dalam Rumah

Kompas.com - 27/11/2019, 14:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati nampaknya sudah gerah oleh setiap Kementerian/Lembaga (K/L) dan institusi lain yang kerap meminta anggaran ketika bertemu dirinya di manapun.

Dalam kuliah umum di depan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), dia membagikan cerita saat pihaknya mendapat keluhan dari salah satu lembaga riset dan perguruan tinggi.

"Setiap kali saya datang ke perguruan tinggi memberikan kuliah rektornya selalu bilang 'Bu, kami enggak ada endowment fund (dana abadi). Pokoknya saya kalau ke mana-mana ngomonginnya duit aja. Capek, kan?" kata Sri Mulyani di UI Depok, Rabu (27/11/2019).

Tak sampai situ, dia juga menceritakan pengalamannya saat menengok bayi baru lahir di salah satu rumah sakit.

Baca juga: Sri Mulyani: Kalau Ketemu Saya Minta Duit Melulu, Jangan...

Begitu mengetahui Menteri Keuangan datang ke rumah sakit, para direktur ikut menemui. Tujuannya tak lain meminta fasilitas dan anggaran lebih banyak.

"Saya pergi ke rumah sakit nengokin ada ibu-ibu melahirkan. Begitu tahu ada Menteri Keuangan nengokin, semua direkturnya ikut datang. Begitu saya lihat bayinya, senang, kasih selamat, pas keluar "Bu, tagihan BPJS belum ada. Bu, alat rumah sakitnya tolong tambahin," cerita Ani.

Karena banyaknya pihak yang membicarakan anggaran, Ani akhirnya berseloroh lebih baik menteri keuangan diam di dalam rumah.

"Ya itu semua. Kayaknya menteri keuangan mending di dalam rumah aja deh, tenang," candanya.

Lebih lanjut soal anggaran, Pemerintah telah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sejak bulan Maret 2019. Dalam APBN, telah banyak anggaran untuk pendidikan, kesehatan, dan dana sosial. Jumlahnya mencapai Rp 1.000 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani: Presiden Jokowi Ambisius, tapi Tak Andalkan Utang

Ani menjelaskan, pemerintah telah mengalokasi sekitar Rp 508 triliun untuk pendidikan yang sebagian besar mengalir ke daerah.

Angka itu dialokasikan untuk beragam beasiswa dan rehabilitasi. Belum lagi untuk dana abadi dan dana riset.

Sementara untuk kesehatan, pemerintah telah mengalokasi Rp 132 triliun. Begitu pun untuk belanja sosial sebesar Rp 372 triliun.

"Kalau pendidikan dan kesehatan saja dijumlahin sudah Rp 640 triliun. Ditambah belanja sosial Rp 372 triliun. Sehingga kamu bisa imagine untuk belanja manusia itu Rp 1.000 triliun," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com