Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Otomotif Indonesia Bidik Pasar Australia

Kompas.com - 04/12/2019, 19:02 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pelaku industri otomotif di Indonesia berencana memperluas cakupan pasarnya di Australia. Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo) menyebut pasar Australia adalah kawasan potensial untuk menjajaki kerja sama.

"Ekspor kan kita harus berinoviasi cari pasar, salah satunya adalah kita sudah memiliki kesepakatan dengan Australia," kata Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara di BEI Jakarta Selatan (4/12/2019).

Kukuh menjabarkan, permintaan mobil di pasar otomotif Australia mencapai 1,4 juta unit per tahunnya. Selain memiliki potensi pasar yang menjanjikan, jika dilihat dari sisi geogragis lokasi Indonesia dan Australia berdekatan, sehingga semaktin memudahkan pengiriman.

Guna memenuhi permintaan pasar Australia ini, maka ke depannya, industri otomotif Indonesia harus melakukan penyesuaian produksi.

"Nah ini yang sedang diupayakan, kita sudah lakukan beberapa pertemuan dengan kedutaan dan juga ke prinsipal, mereka putuskan kita akan buat satu jenis mobil untuk pasar ekspor," kata Kukuh.

Kendati demikian, Kukuh belum dapat memastikan berapa unit yang akan diproduksi dari Indonesia untuk di ekspor ke Australia. Di sisi lain, Kukuh berharap ekspor mobil hingga akhir tahun bisa mencapai 300 ribu unit.

Berdasarkan data Gaekindo, sejak Januari hingga Oktober 2019, total ekspor mobil untuk jenis CBU (Completely Build Up) mencapai 275 ribu unit. Sedangkan total ekspor mobil jenis CKD (Completely Knock Down) mencapai 397 ribu unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com