Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHRI Berharap Harga Tiket Pesawat Kembali Murah

Kompas.com - 06/12/2019, 15:41 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya pencopotan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Ashkara oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, diharapkan membawa dampak positif bagi industri pariwisata.

Salah satunya persoalan harga tiket pesawat yang masih tinggi yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat.

"Kita berharap ya, paling tidak menjadi kompetitif. Poinnya bisa dirasakan oleh masyarakat, tiketnya itu tidak kompetitif dibandingkan di ASEAN maupun Amerika," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, di Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Industri penerbangan Indonesia meski telah menerapkan Low Cost Carrier (LCC), tetap saja menurutnya tidak mengurangi permasalahan. Karena tidak adanya maskapai lain selain Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group.

Baca juga : Bagaimana Hitung-hitungan Tarif Tiket Pesawat?

Dia menyebut, 97 persen penerbangan kedua maskapai tersebut paling mendominasi pangsa pasar. Maka tak heran, bila harga tiket penerbangan masih tinggi.

"Seperti di Eropa, sama-sama penerbangan satu setengah jam sampai dua jam, kalau kita bicara LCC, itu ya mahal. Ketika tidak ada kompetisi, semuanya mahal. Begitu ada kompetitor masuk, harganya bisa murah," katanya.

Wilayah timur, sebut Hariyadi, yang paling terdampak akibat tiket mahal tersebut. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya kompetisi dalam industri penerbangan.

"Nggak fair-lah, masa masyarakat dirugikan gitu. Dan ini sangat terganggu banget di wilayah timur, terasa banget kunjungan orang ke Indonesia bagian timur berkurang," ucapnya.

Sebagai Ketua PHRI, dia menyarankan kepada pemerintah untuk membuka kompetisi di industri penerbangan sehingga bisa menekan harga tiket yang mahal.

"Saya sampaikan ke pemerintah, ini saatnya buka kompetisi. Karena kalau sudah kompetitif ini akan beda," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com