Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Coret China dari Daftar Negara Manipulator Mata Uang

Kompas.com - 14/01/2020, 15:26 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa China tidak lagi dalam daftar negara manipulator mata uang.

Pengumuman itu dirilis pada Senin (13/1/2020) waktu setempat, dua hari sebelum AS dan China dijadwalkan menandatangani kesepakatan dagang fase pertama.

Dilansir dari CNBC, Selasa (14/1/2020), AS menempatkan China dalam daftar monitor terkait praktik mata uang. China berada dalam daftar tersebut bersama dengan beberapa negara lainnya, seperti Jepang, Italia, dan Jerman.

Baca juga: Trump: China Bukan Manipulator Mata Uang

Pada Rabu (15/1/2020) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He dijadwalkan menandatangani kesepakatan dagang tahap pertama di Washington DC.

"Departemen Keuangan telah membantu mengamankan kesepakatan Fase Pertama yang signifikan dengan China, yang akan berujung pada pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dan peluang bagi pekerja serta dunia usaha Amerika," kata Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dalam pernyataannya.

Mnuchin mengungkapkan, China telah membuat komitmen untuk tidak melakukan devaluasi mata uang secara kompetitif, sekaligus mendorong transparansi dan akuntabilitas.

Indeks saham S&P 500 pun langsung melonjak ke level tertinggi setelah ada laporan bahwa Departemen Keuangan AS tidak lagi melabeli China sebagai manipulator mata uang.

Baca juga: Melunak, Trump Nyatakan China Bukan Manipulator Mata Uang

Perang dagang terjadi selama hampir dua tahun antara AS dan China, dua ekonomi terbesar di dunia. Keduanya saling menetapkan tarif sambil berupaya mencapai resolusi perdagangan permanen.

Selama periode itu pun Trump terus melontar kritik soal defisit perdagangan AS terhadap China. Trump juga mengkritik langkah China yang mendevaluasi nilai tukar yuan guna mendorong ekspor Negeri Tirai Bambu tersebut.

Pada Agustus 2019 lalu, Departemen Keuangan AS melabeli China sebagai manipulator mata uang. Hal ini memicu ketegangan dalam perang dagang AS-China.

Seruan Departemen Keuangan AS tersebut dilontarkan setelah nilai tukar yuan China melemah ke level 7 yuan per dollar AS, pertama kalinya sejak 2008.

Baca juga: AS Terbitkan Laporan soal Dugaan Manipulasi Mata Uang

Saat itu, gubernur bank sentral China Yi Gang menyatakan, Beijing tidak menggunakan mata uang sebagai alat untuk menangani masalah internal, seperti sengketa perdagangan. Sejak saat itu pun yuan kembali ke level normalnya, yakni sejalan dengan fundamental ekonomi China serta mekanisme pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com