Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] BUMN Bukan Milik Nenek Lu! | Pemda Diminta Tak Pungut Pajak Hotel-Restoran

Kompas.com - 27/02/2020, 06:05 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir memperingatkan kepada petinggi BUMN agar bertindak sebagai pengelola perusahaan dan bukan seperti pemilik.

Berita tersebut menjadi yang terpopuler sepanjang hari kemarin, Rabu (27/2/2020). Sementara itu berita lain yang juga terpopuler adalah mengenai permintaan Menteri Keuangan yang meminta kepada Pemda agar tidak menarik pajak hotel dan restoran.

Berikut daftar berita terpopulernya:

1. Erick Thohir: BUMN Bukan Badan Usaha Milik Nenek Lu!

Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) Erick Thohir berpesan kepada bos-bos perusahaan pelat merah agar bertingkah layaknya pengelola perusahaan, bukan seperti pemilik perseroan. Sebab, BUMN ditugaskan mengelola aset milik negara, bukan sebagai pemilik asetnya.

“BUMN ini kadang-kadang dipersepsikan juga yang salah, bahwa kita ini pemilik, ini yang kita selalu betulkan," ujar Erick di Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Erick mengatakan, dalam mengelola sebuah perusahaan, BUMN harus memegang teguh amanah dari pemilik aset, dalam hal ini adalah negara. Bukan malah menyalahgunakan wewenang, yang pada akhirnya bisa merugikan negara. Selengkapnya silakan baca di sini.

2. Sri Mulyani Guyur Rp 3,3 Triliun, Pemda Diminta Tak Tarik Pajak Hotel dan Restoran

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan berbagai jurus pemerintah untuk menangkal dampak virus corona terhadap perekonomian secara berkepanjangan.

Salah satu jurus tersebut adalah meminta pemerintah daerah di 10 destinasi pariwisata untuk tidak menarik pajak hotel dan restoran kepada pengusaha. Hal tersebut berlaku selama 6 bulan terhitung Maret 2020.

"Pemerintah daerah diminta untuk tidak memungut pajak hotel dan restoran selama enam bulan. Tapi pemerintah daerah nanti diganti pemerintah pusat 10 persen sendiri," ujar dia ketika memberi penjelasan di Jakarta, Rabu (26/2/2020). Selengkapnya silakan baca di sini.

3. Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 Hari Ini, Berikut Rinciannya

Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Rabu (26/2/2020) berada di angka Rp 808.000 per gram. Angka tersebut turun Rp 1.000 jika dibandingkan harga emas pada Selasa (25/2/2020).

Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam ingin menjual emas batangan tersebut berada di harga Rp 730.000. Harga tersebut turun Rp 1.000 jika dibandingkan kemarin.

Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda. Selengkapnya silakan baca di sini.

4. Erick Thohir: Banyak Pihak Swasta yang “Mengakali” BUMN

Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Thohir mengaku membuka pintu selebar-lebarnya bagi perusahaan swasta untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan pelat merah.

Namun, Erick meminta agar pihak swasta tak menjadi “duri dalam daging” bagi perusahaan BUMN.

“Silakan berpartner dengan BUMN, tapi dengan yang baik, jangan BUMN diakali, karena banyak juga teman-teman swasta yang mengakali (BUMN),” ujar Erick di Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Erick mencontohkan, misalnya ada pihak swasta yang berkongkalikong dengan “orang dalam” di BUMN. Hal itu dilakukan agar terus-menerus mendapat proyek dari BUMN. Selengkapnya silakan baca di sini.

5. Sandiaga Uno: RI Masih Negara Berkembang, Belum Berpenghasilan Tinggi

Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno menilai Indonesia masih negera berkembang, belum menjadi negara maju. Hal itu disampaikan Sandiaga saat bicara terkait keputusan Amerika Serikat (AS) yang mencabut Indonesia dari daftar negara berkembang belum lama ini.

"Kita masih masuk negara berkembang. Padahal kita ingin lepas dari jebakan middle income trap. Kita masih negara berpenghasilan menengah, belum negara berpenghasilan tinggi," katanya saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Selengkapnya silakan baca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com