Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Corona, Industri Tekstil Tak Berharap Banyak dari Momen Lebaran

Kompas.com - 23/03/2020, 18:25 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) tidak berharap banyak dari momen Lebaran tahun 2020 di tengah wabah virus corona dan belum tampak adanya perbaikan.

Padahal biasanya, momen Lebaran yang membuat daya beli masyarakat atas produk jadi barang tekstil meningkat kerap menjadi momen eksistensi industri.

"Proyeksi Lebaran kita enggak terlalu berharap terlalu tinggi karena konsumsi utama pasti untuk makanan dulu, tekstil dinomorduakan. Kita mungkin tidaj terlalu berharap dari lebaran (kali ini)," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa dalam konferensi video di Jakarta, Senin (23/3/2020).

Baca juga: Tak Hanya Corona, Banjir Produk Impor Hantui PHK Industri Tekstil

Apalagi kata Jemmy, industri tekstil sudah merasa tertekan dari banjirnya impor produk garmen sebelum adanya fenomena Covid-19.

Produk garmen impor itu mengambil pangsa pasar dan membuat industri megap-megap.

Sepakat, Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Sektor Perdagangan Dalam Negeri, Chandra Setiawan mengatakan, fenomena itu membuat industri lokal dan luar negeri berebut pangsa pasar.

Apalagi produk impor kebanyakan merupakan barang jadi, bukan bahan baku.

"Kalau bicara market size, impornya dibuka, sudah kecil, berebutan, kita kesulitan. Terutama marketnya langsung market konsumsi seperti pakaian jadi. Kan langsung bisa dibeli (oleh masyarakat," ucap Chandra.

Baca juga: RI Dicoret AS dari Daftar Negara Berkembang, Pengusaha Tekstil Risau

Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah mengendalikan impor. Tak cukup sampai situ, pemerintah perlu membuat stimulus lain untuk melindungi industri, bukan hanya keringanan PPh 21 dan Pph 25.

"Kita tidak butuh bahan baku murah, tapi kita butuh perlindungan pasar dalam negeri terutama IKM agar bisa menjual produknya. Jika pakaian jadi tidak ada pengendalian impor, banyak yang terpukul dari hulu hingga hilir," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com