JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan Survei Pemantauan Harga, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi minggu pertama April 2020 sebesar 0,20 persen.
Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan pada Maret 2020 yang tercatat sebesar 0,10 persen (mtm). Namun secara tahunan, inflasi minggu pertama April lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,96 persen.
"April 2020 sampai dengan minggu pertama diperkirakan sebesar 0,20 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Sehingga secara tahun kalender sebesar 0,96 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,80 persen (yoy)," tulis BI melalui keterangan tertulis, Jumat (3/4/2020).
Baca juga: Pengumuman! Klaim Token Listrik Gratis Lewat WhatsApp Baru Bisa Dilakukan 6 April
Tingginya angka inflasi ini dipicu oleh sejumlah komoditas, yaitu bawang merah sebesar 0,08 persen, emas perhiasan 0,07 persen, jeruk 0,05 persen, gula pasir 0,02 persen.
Kemudian, tahu mentah, kangkung, tempe, bayam, beras, cabai rawit, air minum kemasan serta rokok kretek filter mendorong inflasi April minggu pertama sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi, yakni cabai merah sebesar -0,09 persen, daging ayam ras -0,03 persen dan angkutan udara sebesar -0,01 persen.
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu," tulis BI.
Baca juga: Pelanggan Listrik 900 VA Kode R1M Tak Dapat Diskon, Ini Alasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.