Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan: Tidak Ada Negara yang Siap Menghadapi Covid-19

Kompas.com - 15/05/2020, 13:27 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah belakangan ini tengah disorot banyak pihak terkait kebijakan-kebijakan yang diambil selama masa pandemi Covid-19. Bahkan, pemerintah kerap dinilai tidak konsisten dengan kebijakan yang dikeluarkan.

Kendati demikian, Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, tidak ada satu pun pemerintah di dunia siap menghadapi pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi ini terjadi dengan sangat cepat dan tidak terduga.

"Saya tanya kembali, apa ada pemerintah yang siap? saya kira belum ada," katanya dalam sebuah seminar virtual, Jumat (15/5/2020).

Lebih lanjut, pria yang sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia itu memberikan contoh Jepang sebagai negara maju yang juga tidak siap dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Baca juga: Jonan: Kalau Perlu Jual Gedung, Dibanding PHK Orang...

"Jepang sampai akhir Februai ngotot Olimpiade tetap dilaksanakan," ujarnya.

Jonan pun mengakui, pandemi Covid-19 akan memberikan dampak lebih besar terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia.

Salah satu dampak signifikan yang akan dirasakan negara berkembang adalah tingginya angka pengangguran diakibatkan anjloknya kinerja perusahaan dari berbagai sektor.

Oleh karenanya, Jonan mendorong pemerintah dan pelaku usaha untuk bekerjasama mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal di tengah tekanan dari pandemi Covid-19.

"Kalau memang harus efisiensi, bisa dirumahkan, gaji dipotong separuh. Semaksimal mungkin harus kita hindari PHK," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com