Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Hari Ini Diproyeksikan Melemah

Kompas.com - 25/06/2020, 08:43 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan bergerak negatif . Sebelumnya IHSG ditutup pada zona hijau dengan kenaikan 1,75 persen.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pelemahan IHSG hari ini terdorong oleh peningkatan jumlah kasus Covid-19 di beberapa negara yang membuka perekonomian.

Hal ini sebelumnya disampaikan oleh penasihat kesehatan Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci yang menyebut second wave Covid-19 mulai berdampak pada perekonomian.

“Mungkin indeks kita perkirakan tertekan turun ya, faktor utama yang dicermati pasar adalah melonjaknya kasus Covid-19 dan mulai mengganggu ekonomi, membuat kekhawatiran pasar,” ungkap Hans, Kamis (25/6/2020).

Baca juga: 4 Bank BUMN Dapat Rp 30 Triliun dari Pemerintah, IHSG dan Rupiah Menguat

Di samping itu, rencana AS mengenakan tarif baru pada ekspor Eropa seperti zaitun, minuman beralkohol, dan truk menjadi sentimen utama pasar hari ini.

“Disamping kasus Covid-19, yang juga menjadi perhatian pasar kemudian adalah potensi AS yang akan mengenakan tarif kepada Jerman, Inggris, Spanyol dan Prancis terkait dengan konflik perang dagang antar negara juga akan menimbulkan kkhawatiran pelaku pasar,” jelas dia.

Sentimen perang dagang dan peningkatan kasus Covid-19 ini, berdampak pada melorotnya indeks Eropa dan AS kemarin yang ditutup turun tajam.

Indeks FTSE turun 196,4 poin atau 3,11 poin sementara indeks Xetra Dax terjun 429,81 atau 3,43 persen. Sementara Dow Jones Indeks juga hancur lebur dengan penurunan 700 poin atau 2,72 persen.

Dari dalam negeri, Hans menilai gelombang PHK mulai menjadi challenge besar bagi pemerintah.

Rekomendasi KPK untuk menghentikan program kartu prakerja menjadi perhatian pasar, padahal sebelumnya kartu prakerja merupakan jawaban pemerintah atas kondisi PHK masal yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Hans menilai program kartu prakerja cukup baik, hanya saja perlu banyak perbaikan

“KPK menganggap kartu prakerja tidak sesuai karena patner kerja tanpa tender dan berpotensi merugikan, margin dari patner ini terlalu tinggi, pelaksanaannya juga bisa fiktif karena online memungkinkan pesertanya tidak nonton tapi dapat sertifikat dan materinya juga dipertanyakan,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com