Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Miliki Irigasi Pompa, Poktan di Gunungkidul Siap Tanam Padi 3 Kali Setahun

Kompas.com - 15/07/2020, 19:33 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kelompok Tani (Poktan) Rukun Makaryo Patuk, Gunungkidul, merupakan salah satu poktan yang dipercaya melaksanakan kegiatan pembangunan irigasi perpompaan untuk mendukung tanaman pangan.

Ketua Poktan Rukun Makaryo Jamari (64) mengatakan, irigasi pompa merupakan program yang sudah lama diimpikan para petani. Namun, baru terealisasi pada 2020.

“Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah atas bantuan pembangunan irigasi perpompaan. Dengan irigasi perpompaan, kami merasa lebih mudah menyuplai kebutuhan air,” kata Jamari, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Poktan Rukun Makaryo sendiri memiliki potensi lahan seluas 45 hektar (ha), yang dimanfaatkan untuk menanam padi, serta palawija atau kacang tanah. Sedangkan irigasi yang dimiliki bisa mencapai 20-30 ha padi.

Baca juga: Dari Target 1.000 Irigasi Perpompaan, Kementan sudah Bangun 271 Unit

“Jika biasanya petani mengkhawatirkan iklim dan hanya menanam 2 kali dalam setahun, setelah ada irigasi perpompaan petani merasa aman, bahkan akan menanam padi 3 kali dalam setahun,” kata Jamari.

Atas tambahan fasilitas irigasi perpompaan tersebut, Wakil Bupati Gunungkidul Imawan Wahyudi mengajak poktan bersyukur.

“Dengan irigasi perpompaan, petani lebih mudah mendapat air sehingga pertanaman lebih subur dan hasilnya lebih baik. Semua itu merupakan upaya untuk mengurangi kemiskinan,” kata Imawan, dalam Peresmian Irigasi Perpompaan Poktan Rukun makaryo, Senin (6/7/2020).

Bagi Poktan Makaryo dan para petani di Gunungkidul, air memang merupakan faktor yang sangat penting. Maka dari itu, mereka beruntung lahannya berdekatan dengan Sungai Oya.

Baca juga: Petani Bisa Ajukan Pembangunan Jaringan Irigasi ke Dinas Pertanian

Sejauh ini, Sungai Oya tak pernah surut. Sungai yang membentang di wilayah Semin, Ngawen, Nglipar, Ponjong, Karangmojo, Gedangsari, dan Patuk tersebut pun mampu memenuhi kebutuhan air petani menggunakan perpompaan kecil perorangan.

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), menyambut baik peresmian irigasi pompa di Gunungkidul, Yogyakarta.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, irigasi bisa menjadi strategi untuk meningkatkan produktivitas, serta upaya mengantisipasi kemarau panjang.

“Apalagi Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi Indonesia sebagai salah satu negara yang akan mengalami kemarau panjang,” kata Syahrul, Selasa (14/7/2020).

Baca juga: Antisipasi Kemarau Panjang, Pemerintah Optimalkan Tampungan Air

Senada dengan Syahrul, Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Sarwo Edhy juga mengutarakan hal serupa. Menurutnya, pembangunan irigasi sejalan dengan program Ditjen PSP.

“Ditjen PSP selalu berupaya meningkatkan luas pertanaman padi melalui pemanfaatan infrastruktur air,” kata Syahrul.

Saat ini, Gunungkidul telah memasuki masa panen musim kedua, dengan pertanaman padi seluas 8.522 ha. Pada Juni, 1672 ha telah dipanen, sedangkan sisanya akan dipanen pada Juli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com