Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Negatif, IHSG Ditutup Menguat

Kompas.com - 05/08/2020, 16:23 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (5/8/2020).

Melansir data RTI, IHSG ditutup pada level 5.127,05 atau naik 52,04 poin (1,03 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 5.075.

Sebanyak 241 saham melaju di zona hijau dan 173 saham di zona merah. Sedangkan 161 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 9,32 triliun dengan volume 10,38 miliar saham.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan penguatan IHSG setelah BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2020, sepenuhnya karena sentimen ekternal.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 5,32 Persen, Terendah Sejak 1999

“Memang pasarnya terdorong stimulus 1 triliun dollar AS ya. Karena saya lihat kondisi pasar seharusnya negatif,” kata Hans kepada Kompas.com.

Sebelumnya BPS mengumumkan GDP Indonesia mengalami kontraksi 5,32 persen YoY. Sementra dibandingkan kuartal sebelumnya, PDB mengalami kkbtraksi 4,19 persen.

Menurut Hans, kondisi ini bahkan belum dapat disebut technical recession, mengingat pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama masih positif.

Namun, jika pertumbuhan ekonomi pada kuartal tiga negatif, maka bisa dikatakan mengalami resesi.

“Kalau technical recession itu, karena kita lihat pada kuartal I tahun 2020 masih tumbuh, maka kita harus lihat di kuartal III. Kalau negatif baru bisa dikatakan resesi,” jelas Hans.

Sementara itu, analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan pasar sudah mengantisipasi dan memproyeksikan GDP Indonesia, sehingga ini bukan menjadi hal yang mengejutkan lagi.

“Sudah ter-discount duluan di hari Senin, pasar sudah antisipasi duluan, jadi hari ini GDP sudah bukan sentimen baru lagi,” jelas dia.

Indeks Asia bergerak fluktuatif, dengan kenaikan indeks Shanghai Komposit 0,17 persen, indeks Hang Seng Hong Kong 0,62 persen dan indeks Strait Times Singapura juga naik 0,76 persen. Sementara itu, indeks Nikkei Tokyo turun 0,26 persen.

Bursa saham Eropa sore ini juga dibuka positif, dengan kenaikan pada indeks FTSE sebesar 0,94 persen, dan Xetra Dax 0,98 persen.

Baca juga: OJK Setujui Kookmin Bank Jadi Pemegang Saham Pengendali Bank Bukopin

Sementara top gainers sore ini antara lain saham Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF) yang naik 25 persen dengan harga Rp 2.850. Saham Merdeka Copper Gold (MDKA) juga naik 6,91 persen dengan harga per saham Rp 1.935. Kemudian, saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) juga naik 5,24 persen dengan harga per saham Rp 10.550.

Adapun top losers sore ini antara lain, saham Wismilak Inti Makmur (WIIM) dengan penurunan 3,35 persen dengan harga per saham Rp 346. Saham Buana Lintas Lautan (BULL) juga turun 2 persen dengan harga per saham 294.

Kemudian saham Bank BTPN Syariah (BTPS) juga turun 1,38 persen dengan harga per saham Rp 3.580.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com