Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Indikator Manufaktur Membaik, Pemerintah Tetap Waspada

Kompas.com - 01/09/2020, 17:28 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi manufaktur Indonesia membaik dan kembali ke level positif pertama kalinya sejak bulan Februari 2020, atau sejak wabah Covid-19.

Perbaikan ini ditunjukkan oleh indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang pada bulan Agustus berada di level 50,8 atau naik dibanding posisi di bulan Juli yakni 46,9.

Untuk diketahui, aktivitas manufaktur dinyatakan tumbuh positif jika nilai indeks berada di atas 50. Realisasi positif manufaktur di bulan Agustus terjadi secara luas di berbagai negara.

Baca juga: Menperin Optimistis Industri Manufaktur Bisa Kembali Bangkit

Secara umum, perbaikan aktivitas manufaktur yang terus berlanjut meningkatkan optimisme pemulihan ekonomi global, meskipun berbagai risiko masih harus diwaspadai.

“Kasus Covid-19 masih berada dalam tren peningkatan di dunia dan terdapat ancaman gelombang kedua Covid-19 yang dapat menghambat aktivitas perekonomian serta membayangi proses pemulihan ekonomi ke depan”, ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/9/2020).

Untuk lebih rinci, beberapa negara besar yang mencatatkan tren aktivitas manufaktur yang ekspansif antara lain Amerika Serikat (53,6), Tiongkok (53,1), dan Eropa (51,7).

Namun, masih ada beberapa negara seperti Jepang (46,6) dan Thailand (49,7) yang belum mampu kembali ke level positif sejak pandemi. Sementara aktivitas manufaktur Malaysia (49,3) dan Filipina (47,3) justru kembali terkontraksi pada bulan Agustus, setelah di Juli sempat positif.

Baca juga: Indeks Manufaktur RI Terburuk sejak 2011, Terendah Se-ASEAN

Perbaikan aktivitas manufaktur Indonesia didukung oleh peningkatan produksi dan pesanan baru. Peningkatan pesanan baru didominasi oleh permintaan dalam negeri sementara permintaan dari ekspor masih lemah di tengah situasi pandemi yang masih eskalatif.

Pelonggaran pembatasan sosial di dalam negeri juga telah meningkatkan kepercayaan bisnis ke level tertinggi sejak Mei 2019 dan mendorong adanya perbaikan aktivitas ekonomi secara berkala.

Operasi bisnis juga terus meningkat di tengah upaya adaptasi kebiasaan baru dan pemberlakuan protokol kesehatan. Sisi ketenagakerjaan

masih tertekan di tengah upaya pengendalian ongkos perusahaan serta adanya ekses kapasitas yang masih besar.

Peningkatan kinerja manufaktur ini menjadi sinyal yang positif bagi prospek pemulihan ekonomi Indonesia pada semester II 2020.

“Dengan kontribusi per kuartal II 2020 sebesar 20 persen terhadap PDB dan serapan tenaga kerja per Februari 2020 18,5 juta orang, sektor manufaktur memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Dengan demikian, diharapkan tren pemulihan ini akan terus berlanjut ke depan”, jelas Febrio.

Lebih lanjut, Febrio mengungkapkan pemerintah akan terus mendorong pemulihan ekonomi, dengan tetap memastikan terjaganya protokol kesehatan melalui penguatan berbagai dukungan kebijakan seperti Program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN) serta memastikan implementasinya. Di saat yang sama, pemerintah dan berbagai otoritas dunia juga terus mendorong pengembangan vaksin yang akan menjadi bagian sangat penting di dalam penyelesaian pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com