Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Kita Akan Perang Melawan Stunting

Kompas.com - 15/09/2020, 16:01 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah terus mencari strategi menurunkan angka stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.

"Problem yang paling berat adalah stunting atau kerdil. Kerdil ini tidak hanya fisik tetapi juga otak yang lebih berbahaya. Sekarang ini angka kelahiran kita sekitar 4,8 juta per tahun, itu angka stunting-nya masih 27 persen lebih," katanya dalam Sarasehan Virtual 100 Ekonom, Selasa (15/9/2020).

Baca juga: Menko PMK: 17 Kementerian Urusi Stunting, Bukan Selesai Malah Remuk

Oleh sebab itu kata Muhadjir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan angka stunting harus ditekan hingga 14 persen pada 2024.

"Tentu itu sangat ambisius. Perhitungan saya secara kasar kalau 14 persen tahun 2024 itu tercapai maka per tahun angka stunting kita tidak boleh lebih dari 680.000 per anak. Dan itu pekerjaan luar biasa," ungkapnya.

Menurut Bank Dunia lanjut Muhadjir, 54 persen tenaga kerja di Indonesia merupakan orang yang pernah mengalami stunting. Maka dari itu, pihaknya masih mencari strategi untuk mengatasi hal tersebut.

"Karena itu hambatan kita menyiapkan tenaga kerja produktif yang kompetitif, yang memiliki kapasitas keterampilan yang memadai itu adalah karena 54 persen mereka adalah pernah stunting," kata dia.

Menurut dokter ahli stunting ucapnya, kemampuan otak orang yang pernah mengalami stunting tidak dapat digunakan maksimal.

"Itu yang menjadi persoalan kita. Oleh karena itu kita akan perang melawan stunting," ujarnya.

Baca juga: Pengawasan Bank Pindah ke BI, Ekonom: Itu Bentuk Emosional...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com