Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Meski Banyak Harapan soal Vaksin, Butuh Waktu Lama bagi Ekonomi untuk Pulih

Kompas.com - 17/09/2020, 08:36 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku ragu keberadaan vaksin bisa serta-merta langsung memulihkan kondisi sosial dan ekonomi yang terpukul pandemi Covid-19.

Bendahara Negara itu mengatakan, kondisi perekonomian RI masih terlalu rapuh dan masih terlalu awal untuk melihat pemulihan dalam waktu dekat.

"Ini masih terlalu awal dan terlalu rapuh bagi kita melihat pemulihan di masa depan. Karena Covid-19 masih di sini bersama kita, meskipun banyak harapan dan diskusi mengenai vaksin," ujar Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Rabu (16/9/2020) malam.

Baca juga: Luhut Janji Vaksin Covid-19 di Indonesia Tersedia Desember 2020

Sri Mulyani menilai, Indonesia membutuhkan waktu lebih lama untuk proses pemulihan, baik itu dari sisi kesehatan maupun ekonomi.

Dia pun menilai, meski kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II lalu Indonesia tak terlalu dalam dibanding negara lain, bukan berarti kondisi Indonesia lebih baik.

Sri Mulyani mengatakan, RI harus tetap waspada, terutama dengan kondisi perusahaan-perusahaan di dalam negeri yang kian melemah.

"Ini tentu saja berdampak pada sistem keuangan dan perbankan. Ini era di mana pemerintah dan KSSK harus terus memonitor dan berdiskusi untuk mendesain kebijakan yang diperlukan," ujar Sri Mulyani.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II lalu mengalami kontraksi, yakni sebesar -5,32 persen.

Dia pun sempat memaparkan, pengetatan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta bakal kian menekan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang.

Baca juga: Kuartal IV, Indonesia Akan Terima 30 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari UEA

Untuk diketahui, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III di kisaran 0 persen -2,1 persen.

Bendahara Negara itu pun mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III akan cenderung pada batas bawah proyeksi yang telah ia sampaikan, yakni minus 2,1 persen. Bahkan, bisa jadi lebih rendah dari angka batas bawah tersebut.

"Seperti pada Maret lalu penurunan (pertumbuhan ekonomi) mencapai 2 persen, kita memperkirakan mungkin lower end-nya yang minus 2,1 persen atau bisa jadi lebih rendah dari -2,1 persen," ujar Sri Mulyani ketika memberikan keterangan pers, Selasa (15/9/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com