Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas di Pasar Internasional Kembali Jatuh

Kompas.com - 28/01/2021, 07:21 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emasdi pasar global kembali jatuh pada pada akhir perdagangan Rabu waktu AS (Kamis pagi WIB). Ini sekaligus membuat harga komoditas itu turun memasuki hari kelima berturut-turut.

Penurunan disebabkan oleh kekhawatiran pasar atas rancangan undang-undang stimulus AS dan penguatan dollar AS ketika pasar menunggu keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, merosot 6,0 dollar AS atau 0,32 persen menjadi ditutup pada 1.844,90 dolar AS per ounce.

Baca juga: Penumpang yang akan Terbang ke Yogyakarta dan Solo Diminta Terus Pantau Status Penerbangan

 

Sehari sebelumnya, Selasa (26/1/2021), emas berjangka turun 4,3 dollar AS atau 0,23 persen menjadi 1.850,90 dollar AS per ounce.

Emas berjangka juga menyusut satu dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.855,20 dollar AS pada Senin (25/1/2021), setelah terpangkas 9,7 dollar AS atau 0,52 persen menjadi 1.856,20 dolar AS pada Jumat (22/1/2021), dan melemah 0,6 dollar AS atau 0,03 persen menjadi 1.865,90 dollar AS pada Kamis lalu (21/1/2021).

"Menjelang pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal, Anda mengalami ekuitas yang lebih rendah dan dolar mengalami sedikit kenaikan, yang membebani pasar emas," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Dolar rebound ke level tertinggi lebih dari satu minggu terhadap mata uang utama saingannya, membuat emas lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.

"1,9 triliun dollar AS (stimulus AS) cukup ambisius dan saya kira (Presiden) Biden tidak memiliki dukungan untuk meloloskannya," tambah Haberkorn. "Itulah alasan lain mengapa emas tidak berusaha untuk kembali ke atas 1.900 dollar AS."

Baca juga: Darurat Corona, Sri Mulyani Minta Tambahan Anggaran Rp 76,7 Triliun

Rencana stimulus pemerintahan Biden menghadapi tentangan kuat dari Partai Republik atas ukuran paket tersebut.

Federal Reserve diharapkan untuk memperkuat komitmennya terhadap kebijakan moneter yang akomodatif untuk membantu ekonomi yang dilanda virus dalam keputusan kebijakannya pada pukul 1900 GMT.

"Untuk mendorong emas menuju ujung atas kisaran (sempit), (The Fed) perlu mengadopsi nada yang cukup dovish, yang akan mendorong imbal hasil obligasi AS 10-tahun kembali di bawah satu persen - yang akan membantu emas," kata kepala analis pasar CMC Markets, Michael Hewson.

Kebijakan moneter yang longgar cenderung membebani imbal hasil obligasi pemerintah, serta meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Tak lama setelah penutupan pasar, Federal Reserve AS mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran nol hingga 0,25 persen seperti yang diperkirakan. Emas terus jatuh setelah pengumuman tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com