JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun pada kuartal I-2021.
Realisasi tersebut merosot 25,2 persen dibanding kuartal yang sama pada 2020, yakni sebesar Rp 7,9 triliun.
Penurunan laba bersih Bank Mandiri pada periode Januari hingga Maret 2021 disebabkan meningkatnya biaya operasional dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
Baca juga: Jelang Lebaran, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 20,8 Triliun
Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan, pada kuartal I 2021, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan premi bersih sebesar 11,3 persen secara tahunan, menjadi Rp 17,9 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari transaksi jasa perbankan atau fee based income terkontraksi sebesar 1,62 persen year on year, menjadi Rp 7,6 triliun.
"Total pendapatan operasional secara konsolidasi mencapai Rp 25,6 triliun atau tumbuh 7,16 persen," ujar Sigit dalam konferensi pers, Selasa (27/4/2021).
Adapun biaya operasional Bank Mandiri sepanjang kuartal I-2021 sebesar Rp 11,4 triliun, tumbuh 14,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Terutama disebabkan biaya merger Bank Syariah Indonesia," imbuh dia.
Baca juga: Masih Ada 8 Cabang yang Beroperasi, Bank Mandiri Tetap Salurkan Kredit di Aceh?
Kemudian, biaya CKPN perseroan tercatat meroket 55,42 persen secara tahunan menjadi Rp 5,4 triliun.
Dengan adanya pertumbuhan biaya-biaya itu, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.