Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi JICT Berantas Praktik Pungli

Kompas.com - 16/06/2021, 18:52 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Utama PT Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) Budi Cahyono mengatakan, mereka mendukung penuh langkah pemerintah dan aparat penegak hukum untuk membersihkan praktik pungli di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, termasuk di terminal JICT.

Untuk menciptakan produktivitas dan percepatan proses bongkar muat di JICT, beberapa inisiatif telah mereka lakukan.

Baca juga: Cegah Pungli, JICT Terapkan Teknologi Digital

Pertama, penambahan tenaga operator RTGC di JICT yang kini berjumlah 40 operator per shift, dari sebelumnya 38 operator.

"Kedua, adjustment deployment manpower RTGC sesuai dengan workload di lapangan. Penyesuaian deployment operator akan dimaksimalkan pada shift dua dan tiga pada malam hari, dimana pada saat shift tersebut, workload terminal sangat padat," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (16/6/2021).

Ketiga, prioritas RTGC untuk melayani kegiatan di lapangan dibanding pelayanan kapal jika terjadi kepadatan.

Budi menjelaskan, pada saat terjadi antrean panjang maka terminal akan menghentikan sementara kegiatan bongkar kapal.

Sementara alat RTGC akan difokuskan untuk melayani kegiatan pengiriman serta penerimaan.

Baca juga: Ini Cara Polri hingga Pelindo II Berantas Pungli di Pelabuhan Tanjung Priok

Keempat, sosialisasi ke asosiasi. Terminal telah melakukan sosialisasi terkait pelayanan operasional kepada asosiasi serta meluruskan informasi terkait standar kinerja layanan di JICT.

Budi mengatakan, berkaitan dengan kinerja pelayanan peti kemas di JICT, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok telah menetapkan batas waktu maksimal untuk pengiriman selama 117 menit dan penerimaan 85 menit.

"Realisasinya, di JICT untuk delivery 109 menit, dan receiving 72 menit. Ini artinya JICT bisa melakukan lebih baik dari standar yang ditetapkan. JICT berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang efisien dan berkualitas bagi seluruh pengguna jasanya," pungkas dia.

Berawal dari dialog Presiden Joko Widodo dengan para pengemudi truk kontainer di Terminal Tanjung Priok, Kamis (10/6/2021) lalu.

Setelah dialog itu Jokowi kemudian menelepon Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo perihal kriminalitas yang kerap terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Termasuk pungli yang selalu dikeluhkan.

Baca juga: Komisaris Pelindo I Sebut Pihak-pihak yang Kerap Terlibat Pungli di Pelabuhan

Setelah mendapatkan laporan tersebut pihak Kepolisian langsung melakukan penyelidikan dan menangkap 49 orang yang diduga melakukan pungli kepada para sopir kontainer di kawasan Pelabuuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Mereka sebagian besar merupakan pegawai PT Greating Fortune Container (GFC) dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta.

Kini, polisi masih memburu pelaku lainnya dan mendalami kasus tersebut untuk mengetahui apakah ada keterlibatan pemimpin perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com